Manusia memiliki jalan hidup yang beranekaragam. Setiap nyawa pasti punya sesuatu yang dijadikannya acuan untuk bertahan pada kehidupan. Dari berbagai tujuan pada akhirnya adalah kembali pada kehariban-Nya. Itulah hidup. Hidup itu adalah segala proses menuju final. Hidup itu bukan dilihat dari seberapa berhasilnya seseorang mencapai akhir.Hidup itu proses, sama seperti sukses. Tiap langkahnya, tiap jenjangnya, tiap alunannya, tiap lembarannya,tiap helainya. Sehingga sampailah pada satu tepi, hingga terbentuklah melodi, hingga terbentuklah tumpukan kisah, hingga terciptalah rajutan indah. Sekali lagi, itulah hidup. Hidup itu bukan penilaian seseorang yang tiba-tiba menjadi terkenal, tiba-tiba menjadi miliarder, tiba-tiba menjadi syekh. Karena hidup itu adalah cerita sebelum menjadi hits, cerita sebelum jadi orang berduit, cerita sebelum memliliki ilmu yang tinggi.
Maka yang harus kita pahami adalah hakikat dari hidup itu sendiri. Lagi-lagi aku lebih asik menceritakan sesuatu yang santai nan serius. Dari yang sudah aku jalani di 19 tahun, yang bisa dikatakan adalah umur yang masih sangat rawan dalam kesalahan dalam berpikir dan bertindak. Hanya ingin menceritakan apa yang sedang aku rasakan dan alami setelah atu merasa terjatuh. Bukan,bukan ketiban tangga, beton, atau duren. Hanya saja ketika aku sadar bahwa hidup aku masih apalah, saat masih merasa belum maksimal di setiap proses-proses menuju akhir kehidupan. Ini mengenai ‘Hakikat Hidup’ yang sering aku dan ummi bicarakan ketika ngobrol santai. Ummi memanglebih berpengalaman mengenai kehidupan, ibarat kata sudah merasakan banyak asin-manis kehidupan, dan yang sering ummi sebutkan dari berbagai pembicaraan mengenai seseorang dengan kehidupannya adalah ‘Ketulusan’ dan ‘Kesederhannan’. Ummi menceritakan banyak orang di sekitarnya yang menjadi contoh baik untuk aku, anaknya yang masih ke-kanak-kanakkan.
Setiap proses hidup itu ada feedbacknya. Contoh ketulusan.Teman ummi yang tulus selalu bisa ummi rasakan, katanya. Karena terasadari tatapan matanya, sentuhannya, dan cara bersikap. Orang-orang akan merasa nyaman dengan ketulusan. Karena yang dibuat-buat akan terasa hambar. Ibarat kata seperti sayur tanpa garam.Karena hidup itu tak pernah berbohong.Hidup itu bukan sekedar manusia-manusia yang sendiri, yang berinteraksi, yang bekerja sama. Bukan sebatas itu. Tapi alam ini,tiap pertikel atomnya ikut andil. Mereka sangat peka, karena dikendalikan oleh-Nya. Mereka sangat kecil sehingga pasti merasakan sekecil apapun bisikan di hatimu, dipikiranmu, bahkan masih niatpun partikel atom yang sangat kecil merasakan getaran kebohongan. Ibaratnya seperti itu.
Juga tentang kesederhanaan. Ummi juga selalu memberikan