Akupun begini.
Saat aku memutuskan untuk tetap kuat hanya Allah satu-satunya pilihanku untuk bertahan.
Aku terkadang merindu akupun manusia yang tak sempurna dikarenakan nafsu

dalam diam sering sekali bertanya.
Pagi hari,apakah dia sudah bergegas untuk pergi kuliah?
siang hari, apakah kuliahnya lancar?
sore hari, kegiatan apa yang dia lakukan di sore hari?
malam harinya, apa yang dia lakukan?
nan jauh di sana. Bukan jarak satuan kilometer
tetapi hatiku dan hatinya yang berjarak sangat jauh hingga tak ada satuan yang mampu menjadi acuan.

Aku serahkan segala perasaan, perjuangan,kebahagiaan, juga air mata untuk Allah.
agar tidak sia-sia kesemuanya.

FLAMBOYAN~

Share the Post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Bahagia yang Tertahan

Saat kumulai menulis ini, baru memasuki Syawal kelima. Saat rasanya lelah badanku belum hilang setelah aksi Palestina bersama Serikat Pengemudi Daring (Speed) empat hari setelah

Read More »