Satu hari notifikasi Instagram ramai setelah saya mengunggah hasil laporan dari Edelman’s Annual Trust Barometer Polling (2024) yang berjudul Brands and Politics. Salah satu hasilnya sangat mengejutkan, khsusnya bagi Indonesia yang menjadi peringkat dua boikot produk terafiliasi genosida tertinggi setelah Arab Saudi. Diikuti oleh Uni Emirat Arab, India, lalu Jerman. Ungkapan rasa syukur dan bangga atas pencapaian Indonesia.
Kalau mengingat beberapa kejadian yang menghebohkan jagat maya Indonesia, dari sekumpulan anak SMP yang mengonsumsi ayam dari brand terafiliasi genosida sembari mengejek anak Palestina, tokoh publik dengan kesadaran penuh membagikan potret brand kopi terafiliasi di depan kakbah, hingga candaan dua influencer tentang kesia-siaan gerakan boikot. Rupanya masyarakat Indonesia masih konsisten dalam melemahkan zionis Israel lewat boikot produk terafiliasi genosida terhadap Palestina.
Ternyata masyarakat Indonesia punya potensi yang sangat besar dalam melemahkan penjajah zionis Israel melalui ekonomi. Melihat kekuatan media sosial, saya merasa di sinilah daya yang turut serta menggiring masyarakat untuk terus konsisten melakukan boikot produk-produk terafiliasi. Dengan banyaknya konten meningkatkan pemahaman urgensi boikot yang disertakan dengan daftar produk-produk substitusi.
Gerakan boikot yang menjadi kekuatan besar masyarakat adalah bentuk perlawanan terhadap musuh dan menjadi inspirasi pemerintah untuk melakukan hal yang lebih besar dalam melawan penjajah. Illan Pappe, dalam buku On Palestine menyebutkan bahwa boikot adalah bentuk perlawanan masyarakat dunia bahwa penjajah harus dihukum.
Setelah keluarnya hasil laporan tersebut, jagat maya masyarakat Indonesia diramaikan dengan berita melonjaknya impor barang Israel ke Indonesia mencapai 340 persen. Saya menduga adanya usaha zionis Israel dalam mengaburkan perhatian masyarakat Indonesia dari gerakan boikot. Tetapi, hal itu justru memunculkan penolakan yang masif dari masyarakat atas bentuk normalisasi pemerintah terhadap hubungan dagang dengan Israel.
Upaya pelemahan penjajah zionis Israel terhadap masyarakat Indonesia terus dilakukan, terutama melalui media sosial dengan penyesatan dan pelemahan informasi. Hal ini menunjukan bahwa gerakan boikot sangat berdampkan buruk bagi kestabilan Israel.
Saya sungguh sangat berharap, masyarakat Indonesia terus konsisten dalam melakukan boikot sebagai bentuk denormalisasi genosida terhadap masyarakat Palestina. Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak dunia dengan lebih dari dua juta orang, Indonesia mampu bersatu dan melumpuhkan penjajah zionis Israel dengan gerakan boikot!
Informasi produk terafiliasi dan substitusinya
Referensi:
edelman.com
SINDOnews
Ilustrasi oleh Era Jumiati