Catatan Perjalanan: Jihad Traveling ke Malaysia

Assalamualaikum, teman-teman! Nah, alhamdulillah nih kembalinya ke Indonesia aku tak sabar membuat catatan perjalanan dan berbagi pada teman-teman. Perjalanan bersama SMART 171 dan Baik Berisik yang begitu penuh arti!

Perjalanan kami khususnya Aku, Zahro, dan Teh Dian dimulai pada Sabtu, 2 November 2024 setibanya di Malaysia. Pergi ke apartemen Vista sekitar kurang lebih 30 menit dari Bandara KLIA Kuala Lumpur. Perjalanan kami dimulai dengan sedikit drama karena kami masih harus menunggu kunci akses apartemen selama tiga jam, kami terdampar di sekitar playground apartemen dengan terbatasnya air minum 😂 Alhamdulillah, kami menemukan mesin reffil! Ternyata harus bayar dengan uang sen, namun sayangnya di antara kami hanya memiliki lembaran uang ringgit. Allah kirimkan perempuan baik yang memberikan uang sen untuk kami membeli air isi ulang.

Setelah berputar ria, alhamdulillah kami masuk apartemen yang cukup nyaman dengan 1 ruang tidur memiliki dua kasur besar dilengkapi mesin cuci, setrikaan uap, kulkas, microwave, dan kompor. Apartemen kami dekat dengan pertokoan makanan khas Malaysia dan beragam camilan juga toko-toko kebutuhan sehari-hari. Aku menikmati nasi khandar dengan ayam bawang yang lezat alhamdulillah.

Ahad, 3 November 2024 kami menghadiri RDC Summit 2024, yaitu agenda tahunan yang diselenggarakan oleh RDC dengan menghadkan para pemimpin, profesional, entrepreneurs, serta pengurus organisasi dan komunitas untuk merumuskan perubahan positif dan pembangunan keberlanjutan di wilayah Asia Pasifik.

Dari berbagai narasumber yang berbicara aku menyimpulkan bahawa Asia Pasifik ini adalah bagian dari dunia yang besar dan kuat dari segala bidang. Seringkali Asia hanya dipandang sebagai belahan wilayah dunia oleh masyarakat global, padahal dari banyaknya segmen yang dimiliki, Asia punya power terkhusus dalam mengatasi masalah di Palestina hari ini. Asia Pasifik juga memiliki jumlah umat muslim yang banyak, artinya tidak menutup kemungkinan bahwa bantuan yang besar untuk negara-negara yang terjajah datang dari wilayah Asia Pasifik.

Sejumlah tokoh yang sangat inspiratif berasal dari latar belakang yang beragam. Memikirkan umat hingga mencapai kelompok yang berdaya dengan segala tantangan memang bukanlah hal mudah, namun mereka memastikan bahwa kita harus selalu optimis agar menjadi umat yang lebih baik, seperti tema RDC Summit 2024, “Empowering Communities; Building a Better Ummah”

Hari kedua konferensi, kami datang lebih awal karena menyiapkan stand Baik Berisik. I was too ecxited! 🤩 nah, hari kedua ini kami sudah dibagi menjadi beberapa konsentrasi; kepemudaan, wirausaha, humanitarian, pendidikan, dan women empowerment.

Di stand, kami memperkenalkan SMART 171 dan gerakan yang telah dilakukan Baik Berisik regional se-Indonesia. Seru banget! Stand kami ini jadi perahtian banyak orang-orang, sehingga banyak sekali cerita seru, lucu, bahkan memalukan wkwkwk 😂

Aku masuk ke bagian RDC Youth Conference, di sana ada tiga narasumber yang memiliki pengalaman dan keahlian yang beragam. Pertama, Yb Anfaal Saari, Member of the Slangor State Legislative Assembly, Ammar Roslizar, CEO Yezza, dan dr. Gamal Albinsadi, CEO Indonesia Media.

Kami, perwakilan Baik Berisik yang yang bergabung di RDC Youth memilih grup kecil dengan dr. Gamal, ia memiliki keahlian di bidang social entrepreneurship. Kesuksesan dr. Gamal bukan hasil yang bimsalabim jadi, tetapi beliau menjalani kehidupan yang keras. “Belajar keras, kerja keras dalam sunyi.” Kita harus mau merasa susah, merasa tidak nyaman. Mungkin menyulitkan, tetapi kita akan bisa menghargai kebaikan sekecil apapun.

(Mon maap foto di atas looks like I am as a personal assistent of him ya haha)

Di sesi beliau juga menegaskan bahwa hidup kita itu adalah soal bertukar value, sehingga tugas kita adalah memperkuat value yang kita miliki. Maka, temukanlah kita sukanya di mana, apa yang bisa kita berikan untuk orang banyak. Percayalah, bahwa kebaikan yang kita lakukan akan kembali pada diri kita juga.

Malam hari, kami pindah penginapan di Hostel milik MyCare untuk persiapan esok harinya melanjutkan mengisi workshop bersama teman-teman IKRAM Muda. Deg-degan sih, karena ini menjadi pengalaman pertamaku mengisi acara yang audiensnya bukan orang Indonesia hahaha. Tapi, alhamdulillah walaupun berbeda bahasa, namun bahasa Indonesia dan Melayu cukup memiliki banyak kemiripan, sehingga harus lebih perlahan dalam penyampaiannya.

Alhamdulillah forumnya hidup, kami saling bertukar informasi termasuk bagaimana gerakan Palestina yang dilakukan anak muda di Indonesia. Sebelum penyampaian materi mengenai Baik Berisik, dipaparkan juga materi dari Teh Imun tentang hasbara project, lalu dilanjut oleh Teh Dian mengenai strategi media melalui riset, dan Hendro yang memaparkan mengenai rancangan storytelling melalui video.

Alhamdulillah setelah workshop kami berkesempatan bertemu dengan Presiden MyCare, Ir Dr Kamal Nasharuddin Bin Mustapha. Kalimat yang paling membekas buatku adalah, “Ijazah is a passport to do dakwah widely” kita bisa memaksimalkan gelar akademik untuk menyebarkan kebaikan dan dakwah-dakwah kita, jadi orang akan percaya dan kita dapat diandalkan.

Selain bertemu dengan Presiden MyCare, kami pun juga bersilaturahmi dengan Presiden IKRAM Malaysia, Hj Badlishah Sham. Beliau sangat menyambut baik kedatangan kami dan membahas strategi kerja sama apa saja yang bisa kami sinergikan bersama. Alhamdulillah untuk pertama kalinya aku pun mendengar kabar bahwa Malaysia sedang membuat rancangan resolusi untuk mengeluarkan Israel dari PBB. Semoga terjalin kerja sama yang memiliki dampak luar biasa untuk pergerakan pembebasan Palestina dari Asia.

Agenda hari ini selesai! Kami melanjutkan refleksi bersama Teh Imun dan tim akhwat selama agenda di Malaysia. ternyata banyak sekali hikmah dari teman-teman. MashaAllah! Buatku peribadi, alhamdulillah untuk sampai di Malaysia sangat Allah mudahkan di tengah pekerjaan. Lalu bagaimana aku pun mendengar kemudahan teman-teman yang sebabnya adalah keberkahan Palestina. Malam harinya kami menghabiskan waktu di The Mines Shopping Mall, sambil makan es krim, dilanjut evaluasi, sunda gurau, dan makan malam bersama 🤩

Esok paginya kami melanjutkan silaturahmi ke rumah Dr. Fauziah, yang aku ceritakan dengan lengkap di artikel ini. Pengalaman bertemu beliau dan mendengar kisahnya bikin aku mewek sesegukan hikshiks 🥺 Kami pun melanjutkan pindah penginapan ke daerah Kuala Lumpur, tidak jauh dengan The Twin Tower! 🤩 menghabiskan waktu sore menuju malam di sana sambil foto-foto. Kami melanjutkan perjalanan memburu oleh-oleh!

Esok harinya, hari terakhir kami di Malaysia, menyempatkan pergi ke The Central Market atau Pasar Seni. Kami berangkat sekitar pukul 7, namun Pasar Seni buka pukul 10.00, alhasil kami mampir ke tempat bersejarah untuk berfoto ria 😀 di depan Perpustakaan Nasional, dan beberapa tempat iconic lainnya.

Qadarullah, ada kejadian yang luar biasa! Tas Zahro hilang! Membuat kami panik, yang ada dalam pikiranku jika tasnya tak ditemukan, bagaimana proses kepulangan ke Indonesia, sedangkan malam harinya kami sudah terbang menuju Indonesia. Atas izin Allah, yang kata Pak Polisi 1/1000 jika tasnya kembali, Allah izinkan kembali lewat Bapak yang baik hati. Ia yang menemukan tas Zahro, lalu menghubungi tempat kuliahnya. Biidznillah kembali, yeay! 😁 Nah, ini aku simpan dokumentasinya hehe

Semua terjadi atas izin Allah, dan pelajarannya pun luar biasa. “Karena ada Palestinanya.” 😍

Kami melanjutkan berbelanja sebelum kembali ke penginapan dan berlanjut ke bandara. Alhamdulillah kami kembali dengan selamat, dengan mengantongkan sebongkah semangat untuk diaplikasikan dalam perjuangan pembebasan di Indonesia. Semoga Allah merahmati dan meridhai perjalanan kami. Sampai jumpa di catatan jihad traveling selanjutnya, insyaAllah! 😊

Share the Post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts