AKU

Aku tipe orang yang cuek. orang mau ngomong apa tentang aku tak pernah aku gubris. biarlah mereka puas membicarakan aku di belakang sana. tapi kadang kala aku sibuk mengomentari urusan orang. aku sadar saat kita dibicarakan karena kita suka membicarakan. selain cuek soal komentar oranglain aku juga noprofile, aku gak banyak komentar tentang orang yang contohnya bermewahan, karena aku tidak suka mewah, cukup sederhana. Tak begitu memperhatikan penampilan pakaian, aku gak suka yang ribet-ribet. Prinsip aku : pakai apa yang ada, asal menutup. Ya, itu saja!

Aku kritis orangnya. Apapun kejadian aku berkomentar. Banyak orang yang rasanya aku lihat lelah dengar aku berceloteh. mulai dari keadaan politik indonesia, ekonomi, agama, hingga apapun yang aku dapatkan diluar sana. Ummi satu-satunya orang yang rela dengar pengalaman aku. Tapi ummi juga yang selalu nodong cerita kalau abis pulang dari acara atau tanya ada kejadian apa, ada kabar apa. Ummi suka mesem-mesem kalau aku udah ngerocos.

Aku juga senang dengan pekerjaan mengabadikan, seperti menulis kejadian penting, jadi apapun aku tulis jika aku merasa event yang layak untuk dikenang. Kadang orang merasa apa yang aku abadikan tidak termasuk penting.

Aku lebih senang dalam kesendirian jika merasa lelah dalam berbagai  pikiran dan pekerjaan. Karena jika aku lelah khawatir marah-marah melampiaskan pada orang yang tak seharusnya. Bahkan jika aku disakiti hatinya oleh seseorang walaupun dengan ketidak sengajaan, mataku tak pernah bohong. Mata menjadi saksi hati. Jadi kalau lagi sakit hati sama seseorang yang biasa bertemu lebih baik tidak menatap atau benar-benar menghindar, membuat rencana bagaimanapun agar tidak berpapasan. Tapi aku termasuk orang yang mudah memaafkan. Tidak perlu repot-repot seseorang menata kata maaf, atau menghampiri aku untuk meminta maaf, asal sudah berbuat baik akupun bisa memaafkan dan kembali seperti semula.

Aku susah untuk peka terhadap lingkungan yang sensitif. Kadang perlu dikasih pengertian agar aku bisa mengerti. atau orang sering main kode-kodean atau apalah itu, aku tak mengerti. Ya, aku bukan orang seperti itu. Aku melakukan apa yang jelas terlihat, walau aku sadar kebaikanpun banyak yang tersembunyi. Aku khawatir sibuk mencari kebaikan yang tersembunyi sehingga meninggalkan kebaikan yang terlihat jelas.

Kalau aku, mending gak tau kabar buruk. Karena kalau udah tau suka kepikiran. apalagi yang berhubungan dengan teman dekat. Rasanya lebih baik tak tau apa-apa, jika membuat tambah pikiran. Apalgi soal kejujuran, aku paling sensitif sama hal kaya gitu. Aku memang orang yang idealis, mempertahankan idealisme memang sulit saat lingkungan jauh dari keadaan logika. Walaupun hidup tidak hanya dipikirkan oleh logika, juga hati, tapi tetap saja aku mengedepankan logika. Aku sensitif dengan persoalan kejujuran karena aku merasa terdzolimi dengan orang yang tidak jujur (dalam masalah contek-menyontek), dan tak hanya aku, mendzolimi guru-guru, bahkan orngtua. Kadang bawaan sama orang kaya gitu pengen ngomong langsung, tapi disisi lain males.

Kalau urusan belajar aku naik turun. Belajar aku simple ko. aku gak banyak menghafal hanya memahami. aku kadang suka mikir kalau banyak ngafalin otaknya kasian kecapean penuh sama teori-teori, jadi aku lebih memahami. kecuali yang benar-benar menuntut aku untuk menghafal, contohnya hafalan al-Qur’an atau noneksak. Soal eksak aku lebih senang coret-coret kertas bekas yang bagian belakangnya kosong, nah disitulah aku coret-coret apa yang aku pengen kotret atau ringkasan materi. Aku pikir cara belajarku seimbang. Audio, visual,juga  kinestetik.

Aku tipe orang yang galak, tapi aku punya tujuan dengan galak aku ini. Karena aku peduli. Aku banyak belajar dari banyak pengalamn orang. Jadi kalau ada sesuatu yang aku tau apa akibatnya nanti aku langsung cegah, karena pengalamn orang yang membuat aku tau. Cara aku cegah dengan galak itu. Galak disini bukan pakai fisik, berantem sampai pakai samurai. Tapi hanya menegaskan, kalau yang belum kenal aku sih mungkin bilang aku galak, tapi sebenarnya tegas. Mungkin memang cara aku yang salah.Tapi itu karakter aku yang sebenarnya. Galak aku juga bisa menjadi motivasi untuk beberapa orang terdekat aku. Ya.. walau cara yang aku pakai kadang tak selaras dengan keinginan beberapa orang.

Aku meyakini, walau aku mendapatkan motivasi dari orang yang lebih dewasa di sekitar aku, baca buku setebel apapun, bahkan hingga Mrio Teguh itu gak akan mempengaruhi kalau dalam hati aku gak ada niat untuk memperbaiki diri. Motovator terbaik bagi aku adalah diri aku sendiri. Aku sering membutuhkan waktu untuk merenung. Terkadang dari situlah aku bisa berpikir jernih nan positif. Dari situlah aku menata apa yang harus aku lakukan untuk perbaikan kedepan. Dan jika sudah membuat langkah yang yakin, aku tak ingin ada satu orangpun yang mengganggu..

Aku adalah aku. Bukan dia, mereka yang berbeda dengan aku. Aku memiliki jalan sendiri. Aku ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang. Aku ingin menjadi sosok inspiratif. Membangkitkan orang yang tidak percaya diri, pemberi modal orang-orang kecil, membuka lahan pekerjaan bagi pengangguran, mencerdaskan anak bangsa. Aku ingin bergelut dengan Usaha Kecil Masyarakat. Mengembangkan produk pedesaan agar go internasional, memanfaatkan kemampuan orang yang kekurangan untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Menjadikan bermanfaat orang lain dan tidak hanya bergantung pada orang lain. Ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, mulai dari anak-anak hingga orangtua.

Bismillah.. semoga niat baik aku yang membawa lolos sleksi beasiswa perindustrian. aamiin. keep hamasah and helpful for other people ^_^

Share the Post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Bahagia yang Tertahan

Saat kumulai menulis ini, baru memasuki Syawal kelima. Saat rasanya lelah badanku belum hilang setelah aksi Palestina bersama Serikat Pengemudi Daring (Speed) empat hari setelah

Read More »