Normal
0
false
false
false
EN-US
X-NONE
AR-SA
Awal bertemu memang tak pernah tahu kau dan aku akan menjadi
kita.
kita.
Suatu hari ada kesempatan dimana aku
dan dia berada dalam satu kelompok musik persyaratan Ujian. Jangka waktu kurang
lebih satu bulan kita bekerja keras,latihan bersama. Secara otomatis kita
berada pada tempat dan waktu yang sama. Awalnya biasa. Lama-lama perhatian.
Terasa bergetar di hatiku. Ke geer-an. Akhirnya…ah! Terperangkap juga di
hatinya.
dan dia berada dalam satu kelompok musik persyaratan Ujian. Jangka waktu kurang
lebih satu bulan kita bekerja keras,latihan bersama. Secara otomatis kita
berada pada tempat dan waktu yang sama. Awalnya biasa. Lama-lama perhatian.
Terasa bergetar di hatiku. Ke geer-an. Akhirnya…ah! Terperangkap juga di
hatinya.
Awalnya sms-an intensif. Dan pada
suatu malam dia memberanikan diri untuk menelponku. Memainkan gitar untukku.
Disitulah awal aku terjerembab dalam cinta. Rasanaya resah jika tak ada kabar
darinya. satu jam,menit,hingga detik aku tak sanggup.
suatu malam dia memberanikan diri untuk menelponku. Memainkan gitar untukku.
Disitulah awal aku terjerembab dalam cinta. Rasanaya resah jika tak ada kabar
darinya. satu jam,menit,hingga detik aku tak sanggup.
Kita hanya satu tahun bisa bersama.
Bersama untuk fisik. Tak pernah lagi pandanganku melihat indah sosoknya.
Alangkah sedihnya. Kita berjauhan, tapi tetap, dari jauh dia menguatkan dengan
cinta. Aku lemah. Dia akan selalu menjagaku dari jauh. Aku tak sanggup.
Dipaksa. Terpaksa. Bersabar. Hingga akhirnya aku mampu untuk bertahan 3 tahun.
Kita masih menjalin komunikasi. Tapi selama 3 tahun itu kita tidak terikat
dengan status pacaran. Walau begitu kita saling berjanji untuk menjaga hati
satu sama lain.
Bersama untuk fisik. Tak pernah lagi pandanganku melihat indah sosoknya.
Alangkah sedihnya. Kita berjauhan, tapi tetap, dari jauh dia menguatkan dengan
cinta. Aku lemah. Dia akan selalu menjagaku dari jauh. Aku tak sanggup.
Dipaksa. Terpaksa. Bersabar. Hingga akhirnya aku mampu untuk bertahan 3 tahun.
Kita masih menjalin komunikasi. Tapi selama 3 tahun itu kita tidak terikat
dengan status pacaran. Walau begitu kita saling berjanji untuk menjaga hati
satu sama lain.
Aku merasa berada di titik jenuh. Di
sekelilingku pasangan yang sedang jatuh cinta dapat semaunya bertemu. Karena
ada pada satu tempat dan waktu. kapanpun mereka bertemu. Aku jemu dengan
suasana ini. Iri. Mungkin ya aku iri. Tapi apa langkah yang harus aku ambil ?
menjauh darinya lalu mencari yang bisa aku jadikan teman spesial yang tiap
waktu bisa bertemu?. Ada sosok yang tipenya organisator. Diam-diam juga
memperhatikanku sama halnya seperti dia yang awal jatuh cinta menggunakan kaca
pembesar hatinya. Aku ingin Raihan ada di sampingku saat itu. Saat Zaki datang
membawa cinta padaku dengan berjuta cara. Akhirnya aku terlena.
Sembunyi-sembunyi aku intensif komunikasi denga Zaki, tapi masih memperdulikan
Raihan. Aku jatuh di anatara dua hati. Alangkah jahatnya aku. Jika Raihan dan
Zaki tau bahwa aku tidak mencintai mereka secara utuh, mereka berdua pasti akan
kecewa. Aku meminta waktu senggang Zaki untuk berbicara serius. Aku mengatakan
padanya jika sebelum hingga saat ini aku dekat dengan Raihan. Aku merasa
bersalah karena tidak bisa memfokuskan hati ini untuk Zaki. Zaki telah
mengetahuinya. Zaki adalah teman dekat Darris yang juga teman lama Raihan. Zaki
tak mempermasalahkan itu. Zaki dan aku juga tidak diikat dengan hubungan pacar.
Kalau Zaki kecewa denganku, kita tak bisa putus karena kita bukan sepasang yang
memiliki janji untuk menjadi pacar. Zaki ingin kita berlanjut untuk
berkomunikasi layaknya pasangan yang berpacaran. Zaki ingin melakukan hal
denganku yang mungkin tak bisa dia lakukan nanti. Itulah alasan Zaki untuk
mempertahankan hubungan tanpa status ini.
sekelilingku pasangan yang sedang jatuh cinta dapat semaunya bertemu. Karena
ada pada satu tempat dan waktu. kapanpun mereka bertemu. Aku jemu dengan
suasana ini. Iri. Mungkin ya aku iri. Tapi apa langkah yang harus aku ambil ?
menjauh darinya lalu mencari yang bisa aku jadikan teman spesial yang tiap
waktu bisa bertemu?. Ada sosok yang tipenya organisator. Diam-diam juga
memperhatikanku sama halnya seperti dia yang awal jatuh cinta menggunakan kaca
pembesar hatinya. Aku ingin Raihan ada di sampingku saat itu. Saat Zaki datang
membawa cinta padaku dengan berjuta cara. Akhirnya aku terlena.
Sembunyi-sembunyi aku intensif komunikasi denga Zaki, tapi masih memperdulikan
Raihan. Aku jatuh di anatara dua hati. Alangkah jahatnya aku. Jika Raihan dan
Zaki tau bahwa aku tidak mencintai mereka secara utuh, mereka berdua pasti akan
kecewa. Aku meminta waktu senggang Zaki untuk berbicara serius. Aku mengatakan
padanya jika sebelum hingga saat ini aku dekat dengan Raihan. Aku merasa
bersalah karena tidak bisa memfokuskan hati ini untuk Zaki. Zaki telah
mengetahuinya. Zaki adalah teman dekat Darris yang juga teman lama Raihan. Zaki
tak mempermasalahkan itu. Zaki dan aku juga tidak diikat dengan hubungan pacar.
Kalau Zaki kecewa denganku, kita tak bisa putus karena kita bukan sepasang yang
memiliki janji untuk menjadi pacar. Zaki ingin kita berlanjut untuk
berkomunikasi layaknya pasangan yang berpacaran. Zaki ingin melakukan hal
denganku yang mungkin tak bisa dia lakukan nanti. Itulah alasan Zaki untuk
mempertahankan hubungan tanpa status ini.
Raihan. Semenjak hati ini terbagi
dengan Zaki, aku lebih menjadikan Raihan pengganti saat Zaki sibuk dengan
urusan organisasinya. 3 tahun Raihan bersamaku, dia mengetahui perbedaan
sikapku. Aku angkat bicara untuk jujur padanya. Aku tahu rasa kecewa pasti tersirat
pada hatinya. Lagi-lagi dengan kebijaksanaannya, dia masih saja percaya dan
mengamanhkan hatinya untuk terus dijaga pada hatiku. Hingga akhirnya aku berada
di titik puncak kegalauan.
dengan Zaki, aku lebih menjadikan Raihan pengganti saat Zaki sibuk dengan
urusan organisasinya. 3 tahun Raihan bersamaku, dia mengetahui perbedaan
sikapku. Aku angkat bicara untuk jujur padanya. Aku tahu rasa kecewa pasti tersirat
pada hatinya. Lagi-lagi dengan kebijaksanaannya, dia masih saja percaya dan
mengamanhkan hatinya untuk terus dijaga pada hatiku. Hingga akhirnya aku berada
di titik puncak kegalauan.
Sore itu turun hujan kecil. Aku
berjalan pelan. Sangat pelan. Langkahku kalah dengan tetesan hujan yang semakin
deras. Tapi aku membiarkan hujan mengalahkanku untuk melangkah. Aku menangis.
Karena saat hujan deras datang,ketika aku menangis, tak ada seorangpun yang
mengetahui. Kecuali Dia. Yang menggerakan hujan hingga tetesannya menyadarkan
untuk berlalari agar cepat sampai tempat perlindungan. Tapi aku tak peduli.
Petir menyambar. Seakan itu adalah kutukan karena telah membuat luka di hati
Raihan yang telah lama setia. Aku menangis. Semakin deras. Tangisanku tak ingin
kalah derasnya, walaupun langkahku kalah.
berjalan pelan. Sangat pelan. Langkahku kalah dengan tetesan hujan yang semakin
deras. Tapi aku membiarkan hujan mengalahkanku untuk melangkah. Aku menangis.
Karena saat hujan deras datang,ketika aku menangis, tak ada seorangpun yang
mengetahui. Kecuali Dia. Yang menggerakan hujan hingga tetesannya menyadarkan
untuk berlalari agar cepat sampai tempat perlindungan. Tapi aku tak peduli.
Petir menyambar. Seakan itu adalah kutukan karena telah membuat luka di hati
Raihan yang telah lama setia. Aku menangis. Semakin deras. Tangisanku tak ingin
kalah derasnya, walaupun langkahku kalah.
Malamnya menggigil. Suhu badan naik.
Sakit fisik, tambah lagi batin yang berkecamuk. Aku mengecewakan dua laki-laki
yang baik hatinya dengan dua latar belakang yahng berbeda. Aku tak lagi kuat. “Raihan?”
aku sms raihan pertama kali. Lalu “Zaki?” . yang balas sms pertama kali
adalah Zaki. “Aku ingin berbicara soal hubungan kita”. Tak lama aku mengirim
sms pada zaki, handphoneku bunyi dan bergetar. Panggilan masuk dari Zaki. Zaki
memang tipe orang yang kekhawatirannya lebih tinggi. Seringkali dia menghubungi
lewat telpon jika ada yang dia anggap penting.
Sakit fisik, tambah lagi batin yang berkecamuk. Aku mengecewakan dua laki-laki
yang baik hatinya dengan dua latar belakang yahng berbeda. Aku tak lagi kuat. “Raihan?”
aku sms raihan pertama kali. Lalu “Zaki?” . yang balas sms pertama kali
adalah Zaki. “Aku ingin berbicara soal hubungan kita”. Tak lama aku mengirim
sms pada zaki, handphoneku bunyi dan bergetar. Panggilan masuk dari Zaki. Zaki
memang tipe orang yang kekhawatirannya lebih tinggi. Seringkali dia menghubungi
lewat telpon jika ada yang dia anggap penting.
“Hallo,Zaki ?”
“kamu mau ngomong apa Ray?”
“sebelumnya Raynia mau minta maaf
sama Zaki kalau….”
sama Zaki kalau….”
“Kalau apa?”. Selalu saja tingkat
penasaran Zaki muncul.
penasaran Zaki muncul.
“aku mau
kita gak usah deket lagi. Kita gak usah smsn lagi. Cukup sampai disini aja. Aku
pikir kalau kita terus smsn dan berkomuniakasi,aku udah mengecewakan dua hati.
Kamu dan Raihan”
kita gak usah deket lagi. Kita gak usah smsn lagi. Cukup sampai disini aja. Aku
pikir kalau kita terus smsn dan berkomuniakasi,aku udah mengecewakan dua hati.
Kamu dan Raihan”
“aku sudah tau akan ada waktu dimana
kamu akan mengatakan itu. Dan aku siap. Aku telah mempersiapkan diri untuk ini.
Gapapa ko Ray, Zaki ngerti. Jadi Ray plih Raihan?”
kamu akan mengatakan itu. Dan aku siap. Aku telah mempersiapkan diri untuk ini.
Gapapa ko Ray, Zaki ngerti. Jadi Ray plih Raihan?”
Pertanyaan zaki membuatku tak bisa
berkata-kata. Air mata meleleh. Hatiku menjerit. Maafkan aku Zaki.
berkata-kata. Air mata meleleh. Hatiku menjerit. Maafkan aku Zaki.
“tidak Zaki. Aku akan
meninggalkan kamu dan Raihan. Tak adil rasanya bila aku menyakitimu sedang aku
memilih Raihan.”
meninggalkan kamu dan Raihan. Tak adil rasanya bila aku menyakitimu sedang aku
memilih Raihan.”
Belum sempat Zaki angkat bicara, sms
Raihan datang. Datang disaat pembicaraan aku dan zaki berada dipuncak
pembahasan.
Raihan datang. Datang disaat pembicaraan aku dan zaki berada dipuncak
pembahasan.
“Ada apa Ray? Maaf aku telat balas.
Baru saja sampai rumah, dari studio musik.”
Baru saja sampai rumah, dari studio musik.”
Aku hanya membaca sms dari Raihan
dengan alasan yang sering dia berikan padaku. Karena kesibukan bermain musik.
Aku menomorduakan sms dari Raihan,karena aku pikir pembicaraan dengan Zaki yang
harus aku selesaikan terlebih dahulu.
dengan alasan yang sering dia berikan padaku. Karena kesibukan bermain musik.
Aku menomorduakan sms dari Raihan,karena aku pikir pembicaraan dengan Zaki yang
harus aku selesaikan terlebih dahulu.
“Tak perlu kamu lakukan
itu Ray, kamu dan Raihan sudah lama dekat. Sebaikanya kamu kembali saja pada
Raihan. Aku baik-baik saja.” Zaki menangis, tapi berusaha menyembunyikan.
itu Ray, kamu dan Raihan sudah lama dekat. Sebaikanya kamu kembali saja pada
Raihan. Aku baik-baik saja.” Zaki menangis, tapi berusaha menyembunyikan.
Aku tau dari perubahan intonasi suaranya. Aku adalah cinta
pertama Zaki. Berarti itu artinya aku adalah perempuan pertama yang membuat dia
sakt hati.
pertama Zaki. Berarti itu artinya aku adalah perempuan pertama yang membuat dia
sakt hati.
Pembicaraan aku dan Zaki panjang.
Pada akhirnya aku menjauh dari Zaki. Dan denga Raihan. Lama aku tak membalas
sms Raihan. Aku bingung. Raihan adalah cinta pertamamku. Begitu juga aku. Aku
adalah cinta pertama Raihan. Antara meninggalkan Raihan atau tidak. Aku pikir
ulang, lanjut atau tidak adalah hakku. Tapi kembali mengingat pembicaraan aku
dengan Zaki. Bahwa aku tidak akan memilih keduanya dengan dalih akan berbuat
adil.
Pada akhirnya aku menjauh dari Zaki. Dan denga Raihan. Lama aku tak membalas
sms Raihan. Aku bingung. Raihan adalah cinta pertamamku. Begitu juga aku. Aku
adalah cinta pertama Raihan. Antara meninggalkan Raihan atau tidak. Aku pikir
ulang, lanjut atau tidak adalah hakku. Tapi kembali mengingat pembicaraan aku
dengan Zaki. Bahwa aku tidak akan memilih keduanya dengan dalih akan berbuat
adil.
Raihan menelponku. Aku angkat tapi
tidak langsung angkat bicara,
tidak langsung angkat bicara,
“Dek” Raihan angkat bicara dengan
sebutan yang biasa kita pakai. Aku memanggilnya dengan sebutan kakak.
sebutan yang biasa kita pakai. Aku memanggilnya dengan sebutan kakak.
“ka, maafin
aku ya. Tadi Zaki menelponku, aku sudah memutuskan untuk tidak lagi komunikasi
dengan Zaki. Tapi ka..”
aku ya. Tadi Zaki menelponku, aku sudah memutuskan untuk tidak lagi komunikasi
dengan Zaki. Tapi ka..”
“Tapi apa dek? Jujur saja pada kaka”
“Bukan berarti aku memilih kakak
untuk terus bersama. Aku ingin bersikap adil pada Kakak dan Zaki. Kita tak usah
lagi berkomunikasi intensif, seperlunya saja.”
untuk terus bersama. Aku ingin bersikap adil pada Kakak dan Zaki. Kita tak usah
lagi berkomunikasi intensif, seperlunya saja.”
“yasudah.. tapi kaka mau Tanya
tentang perasaanmu pada kaka dek, apa masih ada rasa pada kaka ? pada Zaki
bagaimana ?”
tentang perasaanmu pada kaka dek, apa masih ada rasa pada kaka ? pada Zaki
bagaimana ?”
Sakit. Sakit. Satu detik. Dua detik.
Hingga lima detik. Aku terdiam dengan pertanyaannya. Maafkan aku untuk ke
sekian kalinya Raihan.
Hingga lima detik. Aku terdiam dengan pertanyaannya. Maafkan aku untuk ke
sekian kalinya Raihan.
“Aku masih menyayangimu. Bahkan saat
aku bersama Zaki. Aku tetap menyayangimu hingga detik ini. Maafkan aku karena
tidak bisa menjaga hatimu dan janjiku. Tapi aku harus pergi. Aku harus adil.”
aku bersama Zaki. Aku tetap menyayangimu hingga detik ini. Maafkan aku karena
tidak bisa menjaga hatimu dan janjiku. Tapi aku harus pergi. Aku harus adil.”
“Kita masih tetap bisa menjadi
teman. Jalani biasa aja. Kalau ada apa-apa kamu cerita aja sama kakak ya dek.
Tenang saja sama kaka dek. Kamu tetap jadi adek yang kakak punya”
teman. Jalani biasa aja. Kalau ada apa-apa kamu cerita aja sama kakak ya dek.
Tenang saja sama kaka dek. Kamu tetap jadi adek yang kakak punya”
“ya ka, terimakasih”
Aku mulai mendekati Raihan kembali.
Aku tak peduli aku mengkhianati janji pada Zaki. Aku memilih Raihan. Tapi tak
ingin Zaki tahu. Aku coba dengan mengirim sms. “aku rindu kamu kakak”. Balasan
yang tak pernah aku duga dari seorang Raihan. Aku tahu dia. Mungkin aku lebih
tahu Raihan daripada keluarganya. Karena Raihan adalah seorang pendiam.
Ekstropert. Dia banyak cerita tentang masalah pribadinya padaku. Bahkan
leluarganya. Aku satu-satunya teman dekat Raihan. Aku pernah jadi yang
spesial.
Aku tak peduli aku mengkhianati janji pada Zaki. Aku memilih Raihan. Tapi tak
ingin Zaki tahu. Aku coba dengan mengirim sms. “aku rindu kamu kakak”. Balasan
yang tak pernah aku duga dari seorang Raihan. Aku tahu dia. Mungkin aku lebih
tahu Raihan daripada keluarganya. Karena Raihan adalah seorang pendiam.
Ekstropert. Dia banyak cerita tentang masalah pribadinya padaku. Bahkan
leluarganya. Aku satu-satunya teman dekat Raihan. Aku pernah jadi yang
spesial.
“kakak juga. Gimana kabarnya ? maaf
kakak lagi malas smsan”
kakak lagi malas smsan”
Memang sms yang tidak singkat. Tidak sesingkat “oh” tapi aku
tau Raihan. Selama aku kenal dia tak pernah balas seperti itu. “Kakak juga
kangen kamu dek”. Biasanya itu balasan Raihan saat aku katakana rindu padanya.
tau Raihan. Selama aku kenal dia tak pernah balas seperti itu. “Kakak juga
kangen kamu dek”. Biasanya itu balasan Raihan saat aku katakana rindu padanya.
Hari demi hari berlalu. Perubahan Raihan semakin tampak. Aku
takut semua ini adalah salahku. Akhir-akhir sebelum Raihan berubah aku sering
mengirim sms dengan isi yang mungkin lebih pedas dari cabai rawit. Saat Raihan tak balas sms,marah. Saat Raihan lama
balas sms,marah. Inikah balasanku dari Tuhan karena telah sering menyakiti
Raihan.
takut semua ini adalah salahku. Akhir-akhir sebelum Raihan berubah aku sering
mengirim sms dengan isi yang mungkin lebih pedas dari cabai rawit. Saat Raihan tak balas sms,marah. Saat Raihan lama
balas sms,marah. Inikah balasanku dari Tuhan karena telah sering menyakiti
Raihan.
Akhir-akhir ini hingga sekarang, jika rindu dengan Raihan
selalu menangis. Tak henti-hentinya. Ingin memaksa Raihan untuk kembali saja
aku merasa tak berhak. Karena Raihan pergi karena kesalahanku. Mempermainkan
kesabarannya. Maafkan aku Raihan. Aku putuskan untuk tidak bersama-sama agar
menjaga Raihan. Walau tak aku ucapkan padanya.
selalu menangis. Tak henti-hentinya. Ingin memaksa Raihan untuk kembali saja
aku merasa tak berhak. Karena Raihan pergi karena kesalahanku. Mempermainkan
kesabarannya. Maafkan aku Raihan. Aku putuskan untuk tidak bersama-sama agar
menjaga Raihan. Walau tak aku ucapkan padanya.
jika aku terdiam dan memikirkan kau,aku berharap hujan
datang. Karena aku ingat. Kau pernah mengatakan padaku “Ceritalah pada hujan”.
Aku akan bercerita pada hujan selama hujan tak pernah berhenti menyapaku. Aku
akan selalu titipkan salam pada hujan untuk dirimu. Hujan akan menyuburkan bunga
yang telah kita tanam 3 tahun. Akai ito.
datang. Karena aku ingat. Kau pernah mengatakan padaku “Ceritalah pada hujan”.
Aku akan bercerita pada hujan selama hujan tak pernah berhenti menyapaku. Aku
akan selalu titipkan salam pada hujan untuk dirimu. Hujan akan menyuburkan bunga
yang telah kita tanam 3 tahun. Akai ito.