FGD bersama Ketua Komisi D Puskomnas FSLDK Indonesia

Oke, teman-teman!
Setelah bercerita keseruan mengikuti Training For Trainer, saatnya aku sampaikan hasil Focus Group Discussion Komisi D (Humas dan Media) yang dimentori oleh Kak Ammar Yasir Jayyid, Ketua Komisi D Pusat Komunikasi Nasional Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Indonesia (Puskomnas FSLDK Indonesia).

Pembahasan pertama yaitu mengenai brand. Bagaimana brand sangat penting dimiliki oleh setiap media  organisasi atau bahkan personal. Sejak lahir, masing-masing orang memiliki brand. Ketika ada dua orang yang memiliki kesamaan nama, cara membedakannya adalah brand yang mereka miliki. Entah karena ada yang lebih tinggi, lebih gemuk, atau bisa dengan prestasi yang dimiliki masing-masing kedua orang tersebu; itulah brand.

Branding adalah hal yang mendalam, bukan hanya soal font, warna, dan template.

Media dan Humas terdepan dalam dakwah. Ibarat rumah, media dan humas seperti pagar. Setiap pagar harus memiliki warna yang berbeda agar dikenal orang dengan mudah. Setelah masuk ke dalam rumah, terdapat halaman; itulah Syiar. Syiar adalah halaman rumah yang harus dikemas sedemikian indah agar orang lain berkenan dengan senang hati  memasuki  rumah tersebut.

Peserta Ikhwan Komisi D (Humas dan Media) bersama Kak Ammar Yasir

Oleh karena itu, ada yang harus diperhatikan dari brand. Apa pun brand yang dimiliki, jika tidak dikendalikan akan punah. Brand yang sehat adalah yang sesuai dengan zaman. Itulah mengapa teman-teman yang bergerak dan fokus pada bidang khususnya media, selalu melakukan riset; brand apa yang dibutuhkan oleh lingkungan dakwah kita.

Sejak tahun 1986, Puskomnas belum memiliki brand di  Media Sosialnya. Pada tahun 2018 memulai menciptakan brand yang menggambarkan wilayah-wilayah di Indoensia. Kakak-Kakak Komisi D mengambil gambar suasana keindahan alam dari berbagai wilayah di Indonesia. Dari situlah muncul beberapa warna yang mewakili keindahan alam yang menjadi sebuah brand.

“Brand memang penting, tetapi ada banyak hal yang penting dari sekedar brand, yaitu; interaksi, lingkungan yang dibangun, acara-acara, dan produk media yang dibangun.” – Kak Ammar Yasir

Nah, nah, dalam mengembangkan media perlu  kreatifitas, lho!
Pengen cerita sedikit nih, ya. Awal aku diberikan amanah di Bidang Media LDK Syahid, aku sempat gak percaya diri. Alasannya adalah karena tidak bisa desain. Beberapa orang membesarkan hatiku, “bahwa menjadi anak Media tidak harus bisa desain”, (tapi sebenarnya sekarang-sekarang ini merasa bahwa desain itu butuh, karena gak enak nyuruh-nyuruh orang bikin desain hehehe). Namun, seperti yang Kak Ammar Yasir katakan, bahwa kreatifitas adalah bakat dari lahir itu merupakan mitoss! (Ya, walau pun kreatifitas itu bukan desain aja, sih cakupannya).

Peserta Akhwat Komisi D (Humas dan Media) bersama Kak Fira (Komisi D Puskomnas FSLDK Indonesia)

Simpelnya, menurut Stave Jobs, kreatifitas itu mengkoneksikan banyak hal, menemukan banyak hal, dan menemukan solusi yang berbeda dari orang lain. Kreatifitas itu bukan bawaan lahir, tetapi dengan berlatih, kreatifitas itu akan ada dalam diri kita. Dalam menentukan konten di media sosial dituntut untuk kreativ. Dalam berkreasi di bidang media sosial, terdapat tiga cara yang bisa kita lakukan; pertama, duplikasi. Ini adalah urutan terendah dalam membuat konten (hehehe nanti dikiranya plagiat). Tetapi dulpikasi ini menjadi cara bagi seorang pemula dalam bidang desain. Kedua, transformasi. “Pada transformasi ini, menimbulkan persepsi baru walaupun idenya dari orang lain” ujar kak Ammar. Ketiga, Kombinasi. Cara ini dilakukan setelah menemukan banyak ide dari orang lain yang kemudian dijadikan satu output kreatifitas sehingga orang-orang memikirkan persepsi baru dan mempertanyakan “dari mana ide ini muncul?”.

“Tidak ada target dakwah yang tidak tertarik, yang ada adalah pendakwah yang tidak menarik. – Teman Kak Ammar (hehehe)

 Nah, perkataan temannya Kak Ammar sangat dalam sekali maknanya. Tugas besar Media dan Humas adalah menjadi berwarna, sehingga masyarakat luas mau masuk minimalnya ke halaman rumah kita. Karena, setiap oragn memiliki fitrah yang baik. Jika ada yang belum tertarik oleh dakwah kita, jangan salahkan orangnya, tetapi koreksi kondisi cara kita mengajak target-target dakwah kita.

“Manusia itu memiliki banyak organ untuk menangkap sinyal dakwah; mata, telinga, tangan, dan hati. Jadi, kita memanfaatkannya dengan dakwah lewat media berupa tulisan, gambar, dan video.” – Kak Ammar 

Nah, oleh sebab perkataan Kak amar di atas, kita harus memanfaatkan sosial media dengan giat dan cekatan! Apa lagi, kita berada pada zaman di mana masyarakat lebih senang belajar agama sendiri dari sosial media. Karena, menurut sebuah survei, 71 % orang lebih berani menggunakan sosial media dan tidak memikirkan resiko yang terjadi; baik dari segi sumber, atau kejadian-kejadian yang merugikan bahkan yang mampu menimbulkan perpecahan.

Selanjutnya, tentang produk-produk media seperti desain atau video yang biasa saja dalam segi penampilan, namun kita bisa membuat konten berupa tulisan pesan yang menghujam. Butuh sesuatu yang berbeda. Dalam membuat produk media pun, disarankan mengajak aktif orang-orang yang menjadi objek dakwah kita dengan cara mengajak mereka terlibat dalam dakwah sosial media. Contohnya dengan membuat give away dengan memberikan opini terhadap suatu kejadian atau acara yang diselenggarakan oleh LDK.

Desainer Muslim “Zaman Now”:
1. Jangan terjebak dengan simbol
Islam itu universal.
2. Berdakwah dengan hikmah
Hikmah adalah kreativitas. Gunakan bahasa kaumnya
3. Kita muslim yg ditugaskan jadi Desainer
Bukan sekadar orang islam yang bisa desain
4. Batasan justru membuat kita kreatif
Batasan kita Syari’at. Di luar itu berkreasilah
5. Kolaborasi
Kalau bisa dikerjakan bersama, kenapa harus single fighter?
(Kanopi Kreatifrenzy #2)

“Apa pun bidang kreatifnya, bikin yang sama itu gak masalah, itu keren! Apalagi kalau orang tidak tahu kalau kita mencuri karyanya dari orang lain. Itu gak masalah. Carilah hal-hal baik yang kita lihat bisa dijadikan kita bahan bakar dakwah kita.” –  kak Ammar Yasir Jayyid

Itulah beberapa hasil Sharing mengenai Media, kini akan aku paparkan mengenai Humas.  

Terdapat beberapa poin manfaat membangun jaringan:
1. Membangun dan menyambung tali silaturahim
2. Memperluas wawasan dan narasi lembaga
3. Membangun rasa percaya dari pihak ekternal lembaga
4. Memperkuat positioning atau eksistensi lembaga

Tips untuk Humas:
1. Petakan mitra/lembaga yang akan diajak bekerja sama baik dalam acara-acara
tertentu maupun selama satu masa kepengurusan.
2. Klasifikasikan mereka
3. Lakukan jaulah-jaulah (kunjungan) berkala. Ini bisa menjadi pintu
awal pembuka jaringan.
4. Temukan titik interest di antara kedua Lembaga/mitra sebelum
melakukan kerja sama.

  • Pendanaan
  • Keumatan
  • Kemuslimahan
  • Media, dsb.

4. Jadikan nyata kerja sama tersebut dengan melakukan perjanjian
hitam di atas putih (MoU).

Oya, kita harus bahagia ya jadi anak Humas dan Media! Kenapa?
Karena  kita akan mendapatkan banyak hal di Media dan Humas, yaitu kesempatan untuk belajar dan dapat berbagi. Bidang media  bisa kita memanfaatkan untuk mengajak pada kebaikan. Selain itu, mampu menjadikan diri kita visioner. Karena di Media banyak sekali pekerjaan yang harus dibuat dalam bentuk produk desain atau konten tulisan. Untuk lebih mengatur wakyu, coba lakukan list acara terdekat dan hari-hari peringatan jauh-jauh hari bahkan satu bulan sebelumnya. Misal pada bulan Maret ini, kita list ada acara apa saja dan peringatan hari apa saja di bulan April sehingga mampu berbagi tugas dan membuat produk Media jauh sebelum acara dimulai. Hanya sekedar desain dasar saja dan angan sampai selalu terkena deadline tiap malam hahaha.

Kelompok Micro Teaching Akhwat Komisi D (Humas dan Media)

Sekian yang bisa aku share pada kesempatan kali ini. Semangat untuk teman-teman khususnya Bidang Media LDK Syahid , Bidang Humas LDK Syahid, seluruh Bidang Humas dan Media LDK se-Pusat Komunikasi Zona 4, se-FSLDk Banten, dan LDK seluruh Indonesia! ^_^

Share the Post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Bahagia yang Tertahan

Saat kumulai menulis ini, baru memasuki Syawal kelima. Saat rasanya lelah badanku belum hilang setelah aksi Palestina bersama Serikat Pengemudi Daring (Speed) empat hari setelah

Read More »