Bismillah!
In Syaa Allah aku akan membuat cerita sehari-hari Kelompok Kerja Nyata. Selain untuk berbagi, juga bonus untuk membantu membuat laporan harian dan laporan akhir, kisah inspiratif. Kalau gak nyicil kan ribet ya kalau harus tiba-tiba ‘breg’ banyak laporan.
Aku ditempatkan di Desa Tajur Halang, Bogor. Walau pun aku asli Bogor, tapi tempat ini merupakan tempat baru bagiku. Nih, ya, kalau aja aku bisa naik motor, mungkin aku bisa dengan mudah ke Gunung Batu, rumah nenek hehehe. Atau bisa modus nyetak banner ke Gundaling, Gunung Batu kemudian mampir deh.
Apa ya, yang akan diceritakan pertama kali?
Semalam sih aku berniat pagi ini akan menulis persiapan KKN. Persiapan yang aku lakukan adalah mengkondisikan Media. Sebelum KKN aku mengunjungi kantor Dema Universitas bertemu Kak Nabil Bintang meminta pesan untuk peserta KKN 2018 kemudian memposting di akun instagram LDK Syahid.
Well, yang membuat aku sedih adalah sebulan jauh dari lingkungan teman-teman LDK Syahid. Bisa kan membayangkan bagaimana saat KKN kita bertemu dengan teman-teman baru, yang kita tidak tau latar belakang dan kebiasaannya kemudian hidup satu atap dalam waktu 30 hari?
Agak berlebihan, sih. Tapi ada makna yang tersirat sangat dalam hehehe. Beberapa hari sebelum berangkat KKN aku mendapatkan pesan dari Ketua Keputian LDK Syahid. “Taklimat untuk Seluruh Keluarga LDK Syahid”. Terdapat 20 poin yang harus diperhatikan:
1. Jauhkan khalwat dan ikhtilat
2. Diusahakan rumah terpisah, jika tidak bisa, tinggal bersama dengan yang punya rumah
3. Kondisikan suasana selalu dalam keadaan syar’i (pakaian, musik, dll)
4. Dilarang boncengan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya kecuali dalam keadaan darurat
5. Hindari sering makan bareng-bareng atas nama kebersamaan
6. Hindari ngobrol yang tidak bermanfaat
7. Jangan banyak tidur dan nonton
8. Tidak membiasakan tidur setelah subuh
9. Usahakan tidak bangun kesiangan
10. Biasakan shalat berjamaah di masjid
11. Perbanyak silaturrahim
12. Aktif mengikuti kegiatan masyarakat dan masjid ta’lim/pengajian
13. Berusaha mencari ikhwah tarbiyah di wilayah sekitar dan mengikuti kelompok halaqoh/liqo tarbiyah di wilayah setempat minimal sekali/2 pekan
14. Tidak berpenampilan berlebihan
15. Saling mwngingatkan
16. Pelajari dan ikuti adat istiadat setempat
17. Bawa buku-buku atau media yang bisa menjaga keimanan
18. Perhatikan jam shalat
19. Luruskan niat dalam membantu, ingat hadist Nabi
20. Berikan bantuan sepertinya
Terima kasih LDK Syahid telah mengingatkan bahkan hal-hal kecil yang mungkin tidak didapatkan oleh orang lain. Terharu sekali jadi bisa disadarkan, bahwa menjaga di lingkungan KKN bukan hal yang mudah. Kita, sebagai aktivis dakwah memang sudah seharusnya merasakan lingkungan yang jauh berbeda dari biasanya di kampus yang sekelilingnya adalah orang-orang baik, yang justeru mengingatkan dalam ketaatan.
“Dan pada dasarnya, KKN bukan hanya implementasi ilmu yang didapatkan di bangku kuliah. Lebih dari itu, adalah sebagai uji kuat dan ketaatan selama belajar menjadi aktivis dakwah kampus. Saatnya berjuang!”
Di UKM LDK Syahid kan’ sudah banyak pengalaman yang dijadikan pelajaran berharga. Entah dari managemen organisasinya, managemen waktunya, bahkan juga dari materi-materi liqo/mentoring yang bisa menjadi bekal kita di kehidupan KKN.
Karena memang dakwah sesungguhnya adalah di masyarakat. Namun, belum juga terjun ke masyarakat dakwah harus sudah mulai di sekitar teman-teman KKN. Aku merasa ber’amar makruf itu sangat mudah. Namun, mengapa enggan sekali menjalani nahi munkar. Takut, padahal belum mencoba.
Kita, aktivis dakwah sepertinya terlalu nyaman dengan lingkungan yang kita miliki. Betul sekali!Mulus-mulus aja karena ‘hanya itu-itu saja’ yang kita hadapi.
Baiklah, kita jadikan KKN sebagai ajang untuk ujian, apakah kita benar-benar seorang aktivis dakwah atau bukan. Bahkan, bukan hanya aktivis dakwah kampus, namun juga aktivis dakwah masyarakat. Nambah poinnya lah, ya! Good!
Entah kenapa, aku baper nih KKN hari pertama. Gara-gara di grup akhwat pada cerita hambatan di tempat KKNnya. Sampai yang paling menyentuh adalah salah satu teman akhwat yang bersyukur karena terbiasa daurah LDK sehingga gak ribet-ribet lagi mempersiapkan hidup jauh dari orang tua dan di desa yang memiliki keterbatasan tempat dan sumber daya (air). Bahkan nih, dia kesulitan shalat tahajud gara-gara tempat tinggalnya sempit. Sedangkan untuk shalat harus pergi ke mushalla yang cukup jauh dari tempat tinggal. Hue :'(
So, gaes! Kita harus terus bersyukur karena Allah memberikan nikmat iman dan ukhuwah islamiyah sehingga kita berada pada lingkungan yang baik seperti teman-teman LDK Syahid. Jalani sebaik mungkin aktivitas dakwah saat ini sebagai latihan kita untuk dakwah di masyarakat. Hamasah!