Ibadah Kuliah Kerja Nyata #4 (Pendidikan: Menjadi Fokus Program KKN 132 Paku Jajar )

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah implementasi ilmu yang dimiliki mahasiswa selama mendapatkan ilmu di perkuliahan. Mahasiswa terjun ke masyarakat untuk melakukan pengabdian dan berkontribusi untuk pembangunan warga masyarakat.

Pendidikan menjadi hal utama yang banyak dilakukan oleh mahasiswa KKN. Karena pada suatu tempat pun, dapat terlihat maju dan berkembangnya  dari taraf pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan yang baik terutama di masyarakat. Karena, secara  langsung dan tidak langsung, sengaja maupun tidak, masyarakat terlibat dalam pendidikan. Apa yang ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama masyarakat di mana peserta didik itu berasal.  Itulah mengapa pendidikan yang baik sangat diperlukan di lingkungan masyarakat.



Nah, tepat di hari peringatan Anak Nasional, aku dan kedua teman Paku Jajar mengunjungi SDN 02 Tajur Halang untuk bersilaturahmi dengan kepala sekolah dan guru-guru di sana. Senang sekali dapat bertemu anak-anak di sekolah. Karena tempat yang aku sukai adalah tempat menuntut ilmu. Selain itu, kami pun bertemu para guru yang baik dan ramah. Tentu lah, lingkungan sekolah harus memiliki lingkungan yang nyaman. Kenymanan itu tercermin dari perilaku guru yang menciptakan suasana kondusif di sekolah.

Niat awal program kami tidak  mengajar di sekolah. Namun, suatu hari salah satu dari teman kami bertemu salah satu guru SDN 02 Tajur Halang dan meminta kami untuk menggantikan guru yang akan mengikuti BIMTEK selama satu pekan. Selain itu, ada guru yang akan pergi haji, sehingga butuh pengganti untuk mengajar.

Oleh sebab itu, selain kami bersilaturahmi dengan pihak sekolah, kami ingin meminta jadwal mengajar selama menggantikan guru-guru yang bertugas di luar.

“Pokoknya kalian menemani mereka aja. Tidak ada keharusan untuk mencapai target pelajaran. Anak-anak juga pasti udah seneng kedatangan orang baru,” ujar bu , Kepala Sekolah SDN 02 Tajur Halang.

Kami dan guru-guru berbincang-bincang tentang pengalaman mengajar mereka dan pengalaman kami di kampus. Bagiku, ini adalah kesempatan baik untuk banyak belajar dari seorang pendidik yang sudah memiliki pengalaman yang banyak. Aku tertawa ketika sang guru menceritakan pengalaman anak-anak yang ‘super pinter’ yang bikin gemes hehehe.

Memang, mengajar anak-anak SD itu lebih membutuhkan ilmu kesabaran jika dibandingkan dengan anak-anak SMA. Kalau di SD kita akan lebih dituntut untuk mampu mengelola kelas dengan baik agar selalu kondusif.

Baiklah, ini adalah waktu untuk belajar sebelum mata kuliah Micro Teaching di semester tujuh nanti hehehe.

Alhamdulillah kami diberikan kesematan untuk melihat-lihat ruang kelas sekaligus menyampaikan pesan untuk peserta didik. Satu-satu kami kunjungi, mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Benar, memang; peserta didik akan antusias dengan orang-orang baru.

Lucu banget anak-anaknya masih pada kecil-kecil, ih. Bahkan ada yang bersusah paah untuk menulis di atas meja hihihi.

Aku berpikir setelah melihat antusias peserta didik, “Harus bisa memberikan kebahagiaan dalam belajar. Kira-kira apa, ya?”. Kami datang ke Desa Tajur Halang, kemudian datang ke sekolah. Jangan sampai tidak memberikan bekas apa-apa. Setidaknya ada hal baru yang akan dikenang oleh mereka. Mungkin dari cara mengajar yang menyenangkan dan inovatif. Hal yang paling penting dalam proses belajar yang menyenangkan adalah tidak lupa memberikan nilai dan pesan moral.

Yup! Sebagai aktivis dakwah, memang perlu menyelipkan pesan-pesan untuk mendekatkan peserta didik  kepada Allah yang menciptakan alam jagat raya ini, yang memberikan kebahagiaan kita di dunia sehingga kita patut bersyukur atas nikmat Allah yang selalu dicurahkan. Sampaikan dengan bahasa yang ringan dan asyik agar dapat diterima dengan mudah oleh peserta didik.

Nah, nah, setelah dari sekolah kami membantu mengajar Alquran di rumah Ustaz Edy. Semua anak-anak yang mengaji adalah peserta didik SDN 02 Tajur Halang. Wah, Maa Syaa Allah, semangat sekali ya mereka menuntut ilmu. Yang harus diapresiasi adalah mereka yang tinggal di RW 03 jaraknya sangat jauh ke sekolah. Mereka harus berjalan melewati tanjakan dan turunan yang cukup melelahkan bagi seumuran mereka. Tanpa lelah, mereka lanjutkan untuk belajar agama oleh Pak Edy dan istri.

Kebahagian yang haqiqi buat aku pribadi melihat keceriaan mereka belajar agama. Apalagi saat ditanya siapa yang hafal surat-surat pendek mereka rebutan untuk membacakan.

“Kakak, kakak teh lama di sini?” salah satu bocah nanya. “In Syaa Allah satu bulan di sini,” jawabku. “Di sini aja kakak-kakak KKN ajarin kita setiap hari.” Aku jawab dengan tertawa (hahahaha).

“Adik-adik, setelah shalat asar, ke rumah Ummi Haji, yuk! kita punya buku bacaan lho yang seru-seru!”

“Aku mau, kak!” jawab mereka kegirangan.

“Oke, Kakak tunggu di rumah ya. Kalian jangan lupa sebelum ke rumah Ummi Haji shalat asar dulu, ya!”. Mereka tidak banyak menjawab kemudian pengajian dibubarkan dan mereka berlarian.

Alhamdulillah, rumah rame sama anak-anak yang mau baca buku. Kebanyakan buku yang kami sediakan  tentang nabi dan komik. Setelah membaca kami bercengkrama. Tebak-tebakan receh banget wkwkwkw.

“Kak,kenapa lambang apotek gelas sama uler?”
“Kenapa, ya?”
“Soalnya, kalau gelas sama gajah, nanti gelasnya pecah!” Hahahaha aku ngakak karena lihat ekspresi si adiknya konyol abis! 😀

Huaaaa, Alhamdulillah satu hari bersama anak-anak belajar dan mengajar. Aku mencintai dunia pendidikan. Dan aku berharap agar pendidikan Indonesia semakin ‘bermakna’.

Sampai jumpa dikisah pendidikan Paku Jajar selanjutnya! ^_^

Share the Post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Bahagia yang Tertahan

Saat kumulai menulis ini, baru memasuki Syawal kelima. Saat rasanya lelah badanku belum hilang setelah aksi Palestina bersama Serikat Pengemudi Daring (Speed) empat hari setelah

Read More »