jodoh atau Kematian?

Dalam ke-egoisan aku pernahmemutuskan untuk berhenti merasa
Setelah kupikir ulang, penyebabnya adalah kesalahnku sendiri
Masih tentang masa lalu itu,
saat aku terjerembab pada lubang yang sulit aku keluar darinya
Yaitu lubang kenistaan yang membuatku menyadari betapa payah aku menaklukkan nafsu
betapa payah aku perlu dipapah oleh sebilah tongkat istiqomah

Rabb, aku semakin sadar mengapa orang diluar sana banyak yang memutuskan untuk hal itu
Ibadah kepada-mu bukan? pun untuk menyempurnakan pengabdian kepada-Mu terlebih untuk sama-sama membangun syurga?

Rabb, jika belum waktunya aku menyempurnakan imanku, maka bantulah aku mengokohkan istiqomah dalam perjalanan bertepi ini
Mohon tegurlah aku saat aku khilaf, bahkan sebelum niat tiba menghampiri hati yang payah

Tak ingin menggali lubang kenistaan lagi
Karena baru saja aku menutupi lubang itu dengan tanah-tanah yang aku dapaatkan dari perjalanan hijrahku
Lelah hati yang aku rasakan
Untuk yang kesekian kali aku mohon, tegur aku jika hijrahku bukan untuk kematian

Share the Post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Bahagia yang Tertahan

Saat kumulai menulis ini, baru memasuki Syawal kelima. Saat rasanya lelah badanku belum hilang setelah aksi Palestina bersama Serikat Pengemudi Daring (Speed) empat hari setelah

Read More »