Kisah Perjalanan Chip dengan Karbon Monoksida dan Nikotin

Aku adalah Chip portable dengan ukuran yang sangat kecil dan ringan sehingga mampu dengan mudah diaplikasikan ke dalam bagian tubuh hingga sirkulasi darah.

Di luar tubuh terdapat layar yang terhubung denganku sehingga dapat menampakkan kondisi nyata dengan kualitas yang ‘tegas’ walau sebenarnya ukuran yang kuliput hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron.

Suatu hari aku melihat orang yang menyalakan korek untuk membakar benda panjang kecil di bagian ujungnya. Tiba-tiba  Chip  melompat masuk ke dalam rongga mulutnya.

Diriku berdesakkan dengan sesuatu yang masuk ke dalam tubuh. Apa ini? Aku pun mulai meluncur mengikuti perjalanan benda-benda asing menyusuri tubuh.

Dalam perjalan pertama, aku tahu akan mengarah ke mana dengan benda-benda asing ini. Benar, saja! Ini adalah paru-paru. Aku melihat bercak hitam di area bronkus dan bronkiolus. Semakin dekat, ternyata bercak hitam terlihat sangat banyak. Bagaimana mungkin saluran udara dari trakea ini sangat kotor?

Hap! Aku berhenti di paru-paru. Aku merekam kondisi sekitar.

Hai, aku kenal gas ini! Ia adalah karbon monoksida. Aku melihat ia mencuri oksigen dari sel darah merah. “Berhenti, kau berhentiiii. Kasihan manusia ini kekurangan oksigen. Kau bagai Swiper di kartun Dora!”. Tapi percuma saja aku berteriak, ia tak dengar.

Aku kembali menelusuri perjalanan ini. Masih berjalan bersama si karbon monoksida sambil menghembuskan nafas perlahan. Tunggu! bagaimana Chip bisa bernapas? Ah, abaikan. Ini karena ingin terkesan lelah saja melihat jahatnya si pencuri oksigen.

Dasar tidak tahu diuntung, dia. Setelah mencuri oksigen ia melekat di dinding arteri sehingga membuat keras dan kaku.Bukankan itu yang menyebabkan serangan jantung?. Oke, oke aku rekam sangat dekat. Ini bukan main-main!

Aku kembali bergerak. Setelah si karbon monoksida berhenti di pembaringannya, aku masih ditemani oleh.. oleh apa, ini?

“Hai, penulis naskah, apakah Chip boleh punya hidung? Aku ingin mendeteksi jenis benda asing apa, ini?” | “Oke, aku hendaki kamu bisa mencium bau!”

Ini adalah nikotin. Gawat, ada nikotin!

Lho, lho, kenapa saluran darah ini semakin sempit? Chip hampir kesulitan bergerak. Penyempitan ini karena si nikotin, nih. Aku buru-buru keluar dari saluran darah dan.. tunggu! Dinding arteri membesar, ternyata. Rekam rekam!

Setau Chip, nikotin itu racun. Oh My God!

Kasihan sekali manusia ini, sel darahnya ditempeli nikotin huhuhu. Ini yang menyebabkan penyumbatan darah yang menyebabkan stroke.

Chip sudah tidak sanggup lagi mengikuti perjalanan ini. “Penulis naskah, bolehkah akhiri semuanya? Chip tahu masih ada perjalan ke otak bahkan ke tulang-tulang. Tapi Chip sudah tahu semuanya akan membuatku semakin lelah melihat kenyataan menyedihkan.” | “Baiklah, aku tunggu laporan rekamanmu sekarang, dan beritakan pada seluruh manusia di dunia, Chip!” | “Siap, Sarah!”

***
Jika melihat perilaku manusia yang membakar rokok rasanya aku ingin tebas tangannya sampai rokoknya jatuh. Apalagi saat aku lihat seorang ibu yang menggendong anaknya dan menjajakan kue jualanannya di trotoar dekat Stasiun Bogor. 
Kasihan anaknya sesak karena asap rokok. Bayangkan saja, bagaimana tar, nikotin dan karbon monoksida menyusuri aliran darah si anak kecil.Lalu kue kue yang terpapar asap rokok yang dihasilkan si ibu?
Mungkin tidak terlihat bagaimana racun racun menempel di kue kuenya. Apakah harus aku suruh Chip menyusurinya? | “Cukup, Sarah aku tak sanggup melihat kekejian ini”.
Rupanya Chip lelah. 
Baiklah, teman-teman!
Dalam memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia aku mengucapkan, “Aku Sayang Kamu” pada seluruh perokok yang pernah aku temui. 
Alasan aku sayang pada mereka adalah karena mereka tidak sadar merusak dirinya sendiri. Atau bahkan ada yang sadar. Tetapi, karena sudah menjadikan rokok sebagai candu, aku sangat sayang pada mereka sebagai korban industri rokok. 
Aku sayang pada mereka, karena mereka menjadi penyebab orang lain tidak sehat juga dengan hasil asap yang dihasilkan. 
Aku sayang mereka, karena mereka sendiri yang menghancurkan secara perlahan masa depan orang lain; anaknya atau bahkan dirinya sendiri.
***

Tugas Chip cukup sampai di sini, ya. Aku sudah melihat bagaimana proses benda-benda asing merusak tubuh manusia. Hasilnya dengan mudah diakses di media sosial. Kalau saja para perokok mau mempelajarinya, Chip yakin akan semakin banyak orang yang sadar.

Sekian laporan dari Chip, aku harap bermanfaat!

Oiya, sama seperti Sarah, auku ucapkan “SELAMAT HARI TANPA TEMBAKAU SEDUNIA!”

Apa harapanmu di Hari Tanpa Tembakau Sedunia ini? Jika berkenan Chip mempersilakan komentar di kolom bawah ini, ya. Chip udah izin Sarah, kok! ^_^

Share the Post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Bahagia yang Tertahan

Saat kumulai menulis ini, baru memasuki Syawal kelima. Saat rasanya lelah badanku belum hilang setelah aksi Palestina bersama Serikat Pengemudi Daring (Speed) empat hari setelah

Read More »