(masih sketsa) "kemang aku kenang"

Di bawah rindangnya daun
batang tua mengukir sejarah
bunga bak sakura di Jepang
berguguran  oleh hembusan angin
aku diam dan mata berkelana
menjelajahi jejak langkah di madrasah

mata jauh memandang ke deretan kelas bertingkat
wajah polosku tertawa dengan jilbab tak tertata
jalan membawa susu sachet dengan Rodhita
aku masih duduk manis di bawah pohon sejarah
aku melihat saat duduk di bangku Tsanawiyah
mulailah saat aku punya rumah kedua
saat pakai jas berwarna emas
keberanian, kreativitas mulai aku belajar berdakwah

sejuk suasana madrasah
jauh memandang pepohonan
kelapa, sawo, bahkan kemang menjadi buah rebutan
langit biru hingga jingga saksi petualangan aktivitas di madrasah

saatnya melangkah jauh untuk kembali
berjalan diantara impian dan harapan
berlaku apa yang telah didapatkan
(last)
langit telah senja
saatnya mengakhiri cerita
kututup buku puisi yang ini kucipta

Share the Post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Bahagia yang Tertahan

Saat kumulai menulis ini, baru memasuki Syawal kelima. Saat rasanya lelah badanku belum hilang setelah aksi Palestina bersama Serikat Pengemudi Daring (Speed) empat hari setelah

Read More »