Materi Sekulerisasi yang Bikin Aku Pengen Belajar Islam Lebih Dalam

Assalamualaikum wr wb,
teman-teman! Sekian lama hiatus dari blog membahas materi Sekolah Pemikiran
Islam (SPI), akhirnya aku kembali lagi. In syaa Allah empat bulan mendatang aku
berbagi ilmu yang aku dapatkan di semester dua ya hehe. Oya, sebelum masuk ke
materi, aku mau kasih kabar dulu nih ke temen-temen. Alhamdulillah aku sudah
menyelesaikan semester satu dengan segala balada yang ada. Termasuk keseringan
terkantuk-kantuk saat kelas hahaha.

Di semester dua ini, materi yang
akan dipelajari lebih radikal hoho. Walaupun semua materi gak ada yang santai,
tapi semester satu jauh lebih adem aja gitu. Kalau semester dua ini membahas
segala masalah yang menggerogoti umat sekarang. Salah satunya adalah sekulerisme.

Nah, malam pertama di semester
dua, aku mendapat materi tentang sukelerisme dari Ustaz Akmal Sjafril. Seru
banget kalau Gurunda yang ngejelasin tuh, karena selalu dikasih cerita masa
lalu, dan pengumpamaan prihal masalah yang dibahas tuh bisa ngena dan mudah
dicerna.

Tugas kita sebagai umat Islam itu
banyak banget gak sih? Memerangi paham-paham yang gak sesuai sama pandangan
Islam, termasuk juga sukulerisasi. Nah, mungkin kita beranggapan kalau sukelerisasi
itu cuma umat Islam aja yang diincar. Seakan, Islamlah satu-satunya agama yang
dirundung paham sekuler ini.

Oya, sebelumnya, teman-teman udah
tau kan ya apa itu sukeler? Kalau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sekuler
itu adalah bersifat duniawi atau kebendaan (bukan bersifat keagamaan atau kerohanian).
Jadi maksudnya memisahkan antara urusan perduniawian sama perakhiratan gitulah,
ya.

Di agama Kristen, sekuler itu juga penyakit lho. Kayaknya terkesan kalau sekuler itu masalah umat Islam aja, ya. Kajian-kajian keislaman di luar sana udah banyak banget yang bahas terkait hal ini. Aku pun sempat berpikir bahwa sekuler itu hanya jadi konsern orang Islam aja. Rupanya  aku salah. Kristen udah kalah sama sekulerisme. Paham ini sudah lekat pada mereka. Kata Ustaz Akmal, mereka mau gak mau nerima paham ini. Sayangnya, gereja dan peribadatan mereka akhirnya kehilangan jamah yang sungguh-sungguh pada agama mereka. 

Kristen yang murni, ajaran yang dibawa oleh Nabi Isa gak mengajarkan sekuler buat pemeluknya. Karena kitab suci mereka sudah banyak direkayasa sesuai dengan perkembangan zaman, khususnya di Barat. Menurut Profesor Al-Attas, Kristen saat ini adalah Kristen yang terbaratkan. Kristen yang sesungguhnya telah mati di Barat, karena mereka tidak mampu menahan gempuran sekulerisme. 

Misalnya saja pada persoalan LGBT, di mana Vatikan didemo untuk pro-LGBT. Bagi orang Barat yang berada di pihak LGBT, mereka mengatakan, “Yesus bersama kami” tapi apa sikap Paus? diem aja donk. Karena dalam agama mereka yang murni, gak ada dalil yang menyatakan bahwa Yesus mendukung LBGT kan hehe dan tentunya, ajaran Nabi Isa itu gak ada ajaran seksualitas terlarang sperti LGBT.

Ya, seterdesak itu agama kristen menerima sekulerisme. Terus, kenapa Islam aja kesannya yang masih digempur? Hahaha. Karena Islam yang masih berdiri tegak. Walaupun ya genks, walaupun umat Islamnya juga ada aja sih. Gak menutup kemungkinan. Contohnya aja nih, di tengah pandemi begini, gak jarang orang Islam yang lebih percaya ke ustaz daripada ke dokter. Terus bilangnya, kalau mati ya mati aja. Karena mati kita untuk Allah. Ya, bener sih karena sesungguhnya salat kita, ibadah kita, bahkan mati kita buat Allah. Kalau kata Ustaz Akmal, tapi jangan sampai mati kita malah jadi beban anak-cucu. Jangan sampai yang kita tinggalin malah kesusahan. 

Orang Islam itu gak perlu sekuler. Orang sekuler liat alam, gak liat Allah. Kalau mereka ditanya, siapa yang menciptakan alam, jawabannya pasti Allah, tapi ada tambahan jawaban lagi, yaitu “tapi bukan urusan saya.” Sombong banget, ya. Atau misalnya ada di antara kita yang memisahkan urusan politik sama agama, “politik itu kotor, haram. Umat Islam gak perlu berpolitik!” Uhuk, jadi begini. Politik itu mulia gak sih? Mulia kok, karena ngurusin orang lain juga merupakan amal salih walaupun yang nerimanya orang kafir. Orang sekuler melihat politik menjadi peluang untuk menguasai dunia, kalau orang Islam yang sesungguhnya gak mau berpolitik, habislah dunia, dan nanti ujung-ujungnya ngedumel ngeliat kondisi yang kacau balau hoho.

Kata Ustaz Akmal lagi, yang jahat dari manusia adalah akalnya. Orang Barat melihat dualisasi; iman dan akal. Bawa agama jangan pake akal. Padahal, apa yang kita lakukan akan dipertanggung jawabkan di akhirat. “Barangkali kita yang bodoh karena punya banyak ilmu tapi gak aplikatif.”

Sekian dulu, ya tulisan materi pertama. In syaa Allah masih akan ditambah karena kalau patokannya apa yang kucatat di buku. Mohon doanya, ya supaya tugas akhir aku di SPI lancar. Semoga bener bener jadi karya yang sangat berguna buat umat. Bismillah :'(


 

Share the Post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Bahagia yang Tertahan

Saat kumulai menulis ini, baru memasuki Syawal kelima. Saat rasanya lelah badanku belum hilang setelah aksi Palestina bersama Serikat Pengemudi Daring (Speed) empat hari setelah

Read More »