Menangislah Karena Allah

Malam..
Aku ingin menangis
menangis sejadi-jadinya
Aku ingin marah
melampiaskan beribu kegundahan
Aku ingin menghakimi
sebab aku terjerat dalam kisah
kisah yang tak aku undang untuk hadir

Aku adalah hati
yang mudah terluka walau sekerdil alasan
Aku memang hati
merasakan sedalam-dalamnya perasaan
Aku bukan akal
yang memudahkan segala urusan
tapi aku tak bisa menyalahkannya
sebab akallah yang menyadarkanku
menyadarkan bahwa hati bisa salah
ketika hati terlalu dinomor satukan
merasa kasihan,
sebab diri tak kuasa diambang kerinduan

Aku takut
Takut menghadapi kenyataan
cemburu menjadi persoalan

Aku ragu
Ragu untuk percaya mengikuti kata hati
karena aku takut keduakalinya tersakiti
karena semua perlu bukti
ketika aku dan kau berjanji
bahagia selalu dihari nanti
saat kau menjadi kekasih hati
sejak aku hidup kini, hingga aku mati

Aku bukanlah Ratu Balqis
yang kecantikannya tak pernah terkikis
hingga disatukan oleh Sulaiman pada jalan yang romantis
pula aku bukan Asyiyah
yang teguh hatinya beriman kepada Tuhan
walau Fir’aun menjadi taruhan untuk disatukan

***
Assalamu’alaikum. Bagaimana kabarnya readers? 
Malam ini aku menciptakan puisi yang dadakan dalam waktu yang ekstra ekspres. 
Bagaimana jika kalian menangis? Pernahkah ketika itu kita bertanya pada diri kalian, bahwa tangisan itu untuk Allah atau bukan? Sungguh malu sekali jika kita menangisi keduniaan, sedangkan diluar sana banyak orang-orang solih yang menangis karena dosa. Karena mereka mengingat Allah. Karena mereka takut akan azab Allah. 
Kita bukanlah makhluk yang sempurna. Jika kita salah tidak langsung ditegur oleh Allah seperti Nabi Muhammad. Jangankan untuk ditegur Allah, terkadang teman atau keluargapun tidak menyadari akan hal itu. Jadi mari kita bersedih karena Allah. Keluarkan air mata untuk menyesali dosa. Bukan karena dikecewakan, karena berprasangka buruk, atau karena ditinggalkan. Semua didunia ini adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Innalillahi wa inna ilayhi Roji’un.
Untuk kita yang mendamba Kasih-Nya.
Semoga Allah kuatkan hatiku dan hatinya untuk bertahan dalam Cinta yang Suci 🙂
Share the Post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Bahagia yang Tertahan

Saat kumulai menulis ini, baru memasuki Syawal kelima. Saat rasanya lelah badanku belum hilang setelah aksi Palestina bersama Serikat Pengemudi Daring (Speed) empat hari setelah

Read More »