Assalamualaikum, teman-teman pembaca. Sudah lama sekali tidak jumpa di blog ya. Hehehe. Sekarang udah memasuki 2023, yang artinya sudah semakin berkurang jatah hidup kita di dunia. Semoga di tahun ini kita jadi belajar, bahwa pengharapan semurni murninya harus berporos kepada Allah, ya atas apa yang telah kita lalui selama ini. Oya, aku senang sekali akhirnya bisa kembali nulis, dan bersyukurnya segala puji bagi Allah, buku pertama yang selesai di awal tahun ini adalah buku dari Ustaz Salim A. Fillah, yang bertajuk “Ibrahim: Manusia Paling Mesra dengan Tuhannya”.
Rasanya ingin lebih giat membaca buku sejarah Islam, ya. Karena memang terasa sekali jiwa-jiwa yang lebih segar karena bibit fitrahnya disiram dengan kisah orang-orang yang Allah ridhai dan mereka yang ridha kepada Tuhannya. Ditambah pula, aku ikut program 30 Hari Hidupkan Hati yang menjadikan membaca sirah sebagai salah satu amalan harian wajib, ya barang lima lembar aja kok sehari, jadi insyaAllah bisa konsisten ya aamiin.
Oya, buku Ibrahim ini aku beli saat di Islamic Book Fair, aseli emang gak sengaja beli buku ini di stand Pro-U Media, karena qadarullah saat aku berkunjung ada Ust. Salim dan atrian yang minta tanda tangan beliau. Karena aku juga pingin tanda tangan beliau yang syaratnya harus di bukunya, akhirnya randomly aku beli buku Ibrahim ini hehehe.
Nyesel gak? Ya enggak dong jelas! Apalagi di dalamnya dikisahkan Ibunda Siti Sarah yang banyak disebutkan kalau beliau itu adalah perempuan yang sangat cantik, bahkan ya kecantikannya itu setengah dari penduduk bumi. Coba ya bayangin masyaAllah. Kalau yang kita kenal siapa laki-laki paling tampan adalah Nabi Yusuf, nah kalau yang versi perempuannya itu yang paling cantik Sarah. Ciyee (cuma sama aja namanya kok xixixi tapi semoga kesalihahannya bisa menyerupai yaa aamiin).
Bagian pertama yang membuat aku ter-mindblowing-kan adalah sebuah fakta bahwa Nabi Ibrahim gak pernah sekalipun berpaling kepada Allah. Mungkin saat kita sekolah dulu beberapa kali kita menerima materi kalau Nabi Ibrahim sebelum beriman kepada Allah melakukan pencarian Tuhan. Melihat bintang yang bersinar di malam hari, disangka Tuhan, namun tersanggahkan ketika siang haari, bintang hilang. Lalu melihat matahari yang ukurannya jauh lebih besar disangka Tuhan, namun matahari tidak selamanya hadir di atas langit. Sampai akhirnya beliau berpikir bahwa Tuhan adalah yang menciptakan benda langit dan yang mengatur terbit dan tenggelamnya. Umur berapa kamu tahu kalau Nabi Ibrahim gak pernah berpikir benda langit adalah Tuhan? Hehehe
Di umur menginjak 26 tahun aku baru tahu kalau Nabi Ibrahim itu gak pernah setidikit pun hatinya belok, alias hatinya beliau itu selalu hanif. “Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS Al-Imran: 67).
Lha, terus cerita jaman sekolah dulu gimana dong?
Nah, iya mari kita sama-sama luruskan, ya. Jadi kisah ketika Nabi Ibrahim melihat benda langit itu bukanlah proses pencarian Tuhan, akan tetapi adalah bentuk dakwah kepada para penyembah bintang dan matahari. Bisa kita sebut dengan metode dakwah. Penyampaian beliau yang lebih halus kepada target dakwahnya, lebih lembut, dan tidak sedikitpun merusak. Inilah bukti kecerdasan beliau. Dengan pengalaman beliau menggunakan metode dakwah seperti ini, sebagai hasil evaluasi beliau yang sebelumnya menyeru kepada ajaran Islam dengan membelah patung berhala terbesar dengan kapak. Nah, singkatnya beliau itu mau upgrade cara dakwah yang lebih bisa diterima oleh akal logika tanpa harus pake kekuatan fisik. Jadi, udah paham ya sekarang, teman-teman? Semoga bisa disampaikan lagi ke khalayak luas terutama adik-adik kita yang masih akan menerima cerita tentang Nabi Ibrahim.
Itulah pelajaran dari Nabi Ibrahim, bagaimana meneguhkan iman sampai pada ketentraman hati dan bagaimana kita menghayati Allah sebagai Dzat yang menciptakan kita.
Lalu belajar dari Nabi Ibrahim juga bagaimana beliau mencintai ayahnya, walaupun ayahnya penyembah berhala bahkan pembuat patung yang disembah oleh masyarakat jahiliyah. Nabi Ibrahim menggugat ayahnya dengan cara yang sangat lembut, dengan sangat halus, dengan penuh adab kepada ayahnya. Beliau memanggil ayahnya dengan sebutan yaa abati (Wahai Ayahku tersayang). “Sungguh telah datang kepadaku sebagian ilmu yang belum datang kepadamu. Maka tolong Ayah, dalam satu hal ini, ikutilah aku supaya aku bisa membimbingmu, membawamu, memberikan petunjuk kepadamu, kepada jalan yang lurus, kepada jalan kebenaran.”
Namun ayah Nabi Ibrahim marah, disebutatkan oleh para ulama bahwa ayahnya tidak memiliki argumen yang kuat untuk membantah anaknya. Ia menyuruh Nabi Ibrahim untuk pergi dan meninggalkan ia untuk waktu yang lama.
Bayangkan betap sulitnya memberikan nasihat kepada orangtua, ya teman-teman. Dan betapa beratnya Nabi Ibrahim yang harus pergi meninggalkan ayahnya dan mengembara untuk mempertahankan kehanifan, ajaran Allah. Nabi Ibrahim juga dijuluki sebagai ayah para Nabi, karena dari beliaulah lahir dua Nabi yang Allah sayangi, yaitu Nabi Ismail dari rahim Siti Hajar dan Nabi Ishaq dari rahim Siti Sarah, kedua perempuan yang taat kepada Allah, selain itu juga Nabi Luth yang juga merupakan keponakan beliau.
Panjang sekali kisah dan pelajaran dari Nabi Ibrahim, sehingga nama beliau disandingkan dengan Nabi Muhammad. Kemuliaan Nabi Ibrahim itu beserta dengan keluarganya.
Salah satu doa Nabi Ibrahim yang selalu dilantunkan, ‘dan jadikanlah aku, ya Allah, buah tutur yang baik bagi generasi yang kemudian’. Doa beliau Allah kabulkan. Hari ini, semua orang bicara tentang yang baik-baiknya Nabi Ibrahim. Kaum muslimin yang satu milyar jumlahnya, mendoakan beliau di setiap tasyahud kita. Orang-orang Nasrani memuja Nabi Ibrahim sebagai bapak mereka. Demikian pula orang-orang Yahudi dan berbagai agama menempatkan Ibrahim pada kedudukan yang begitu mulia.
4 Responses
Masyaallah, asli malu banget baru tau juga di usia 21 dari blog nya kak sarah ini,. Jazakillahu khairan insight baru nya kak 🙂
MasyaAlah alhamdulillaah 🙂 makasih ya udah baca 💛
Masyaallah, asli malu banget baru tau juga di usia 21 dari blog nya kak sarah ini,. Jazakillahu khairan insight baru nya kak 🙂
MasyaAlah alhamdulillaah 🙂 makasih ya udah baca 💛