National Examination

Alhamdulillah segala puji bagi Alloh, dan hanya untukNya.
beres sudah segala ujian-ujian yang ditempuh pada tingkat SMA.
mulai dari tryout, ujian praktik,ujian madrasah,dan terakhir Ujian Nasional.
semoga usaha sarah selama ini optimal agar pantas untuk bertawakkal. bayangkan jika usaha tak optimal tapi bertawakkal, rasanya tak adil. hehehe, walau itu Alloh yang mengatur.

Catatan kali ini sarah mau mencurahkan isi hati tentang Ujian Nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah negara Indonesia. Ujian memang satu rutinitas diselenggarakan di Indonesia, tapi rumor beredar akan segera dihapus ditahun depan. Dan semoga itu benar adanya. kenapa begitu?. Nah.. jawaban ini sudah menjadi rahasia umum, bahkan seluruh Indonesiapun tau, mugnkin hingga luarnegeri. ihh ngeri banget.

“Maksiat Tahunan” itulah katanya. Dimana tak aneh jika sekarang banyak koruptor merajalela dan menjamur. Karena sekarang saja anak-anak Indonesia sudah dibiasakan untuk tidak jujur. Benah dulu kebiasaan buruk masyarakat Indonesia, barulah para pejabatnya. Bukankah begitu? Jika yang dibawah dilatih berkorupsi, lalu siapa yang akan menjadi penerus bangsa?.
Mulai dari bocornya soal UN di google,sampai bocoran jawaban yang beredar di tengah-tengah lingkup pelajar. Siapa lagi kalau bukan orang yang tidak bertanggung jawab yang membocorkan? dan pelajar yang tidak memiliki integritas yang percaya akan bocoran itu. MasyaAlloh..

Anak yang berusaha jujur bahkan ketakutan nilai kecil. walah walah.. padahal bukan itu jaminan seseorang berhasil. Kejujuran adalah mata uang yang berlaku di mana-mana, itu salah satu pribahasa populer di Indonesia yang sedikit sekali orang yang mempunyai kepribadian yang jujur. Kejujuran memenag sangat diperlukan. Nilai kecil saat UN, tapi nilai kecil setidaknya sudah dapat satu kemenangan tersedniri. Saat merasa puas dengan hasil. Bagus-bagus sih kalau jujur dan dapet nilai besar. hihihi.

Di sekitar sarah itu menjadi jalan orang-orang yang tak bertanggung jawab. Sedih rasanya melihat kerja keras mereka yang pagi-pagi sekali datang ke sekolah hanya untuk menyalin kunci jawaban. Buat apa belajar selama tiga tahun jika akhir dari perjalanannya tercoreng dengan perbuatan maksiat? Memang Alloh melihat proses, tapi jangan buat Alloh ga ridho dengan apa yang diprosskan. Ingatlah bahwa pandangan termulia adalah di sisi Alloh, bukan manusia. Jika malu nilai kecil tetapi hasil kejujuran itu salah! berbahagialah bagi orang-orang yang istiqomah dengan kejujuran.

Jangan kita mengkritik pemerintahan Indonesia jika belum diri masing-masing berbenah. Jangan mengaju nasionalis jika ujian nasional saja bukan hasil sendiri. jangan menggonggong birokrasi kalau masih goyah hatinya sama kunci jawaban yang beredar.

Bayangkan pada dunia kerja nanti. Apakah masih bisa menggunakan kebohongan? Tidak!!!! Nanti akan tersingkirkan oleh sleksi Alam…

Semoga tahun depan Ujian Nasional dihapuskan, agar tidak ada lagi orang yang zolim dan terzolimi. yang khianat dan terhianati.^^

Aneh dan tidak habis pikir! apa yang mereka harapkan dari UN? ini bukan jaminan kelulusan tapi tetap saja menghalalkan segala cara. Padahal pemerintah udah kasih keringanan buat kita, UJ tidak dijadikan syarat kelulusan, itu akan menjadi penghalang untuk tidak ada bocoran. tetapi opini Sarah sangat salah, masih saja banyak di antara pelajar yang tidak jujur.

Selain menzolimi yang jujur, juga mengkhianati orangtua. Coba bayangkan? kita memberi nilai pada orangtua dengan hasil yang tdak jujur. kalau dimisalkan itu adalah uang, maka akan jadi uang haram. Juga mengkhianati guru-guru, apalagi guru-guru yang mengajarkan kita pelajar yang di UNkan. menghabiskan waktu untuk penambahan materi menjelang menghaadapi Ujian Nasioan, eeeh malah ilmu yang dikasih guru disia-siakan dan malah lebih percaya pada kertas pembawa laknat!. Kalau di dunia kerja nanti, kita menyodorkan ijazah hasil ketidakjujuran karena nilai itu akan nempel selama-lamanya dan berlaku selama kita hidup di tanah, bumi Alloh ini.

semoga Alloh mengampuni mereka yang tidak jujur, dibukakan hatinya, disadarkan pikirannya. dan sukses dimasa depan dengan kejujuran! 🙂

Share the Post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Bahagia yang Tertahan

Saat kumulai menulis ini, baru memasuki Syawal kelima. Saat rasanya lelah badanku belum hilang setelah aksi Palestina bersama Serikat Pengemudi Daring (Speed) empat hari setelah

Read More »