Normal
0
false
false
false
EN-US
X-NONE
AR-SA
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
berbunyi. Tanganku meraba kasur berusaha mendapatkan alarm untuk dimatikan. Ah,
akhirnya aku berhasil meraih langsung ku matikan dan kembali menghangatkan diri
dengan selimut di antara dinginnya subuh. Seketika aku terperanjat bangun. Aku
lupa kalau hari ini adalah hari Senin dan harus berangkat lebih pagi untuk
upacara bendera. Buru-buru aku masukkan buku untuk hari ini. Cepat-cepat aku
mandi sarapan dan berngkat. Di depan halaman rumah saat sedang menalikan tali
sepatu aku melupakan sesuatu, buku tugas Kimiaku! Belum selesai menalikan
sepatu aku buru-buru kembali ke kamar dan memasukkan buku tugas. Aku lagi
tergesa-gesa ke depan gang. “Aduh….. ini gawat, pasti macet” dalam hati aku
mengkhawatirkan keadaan jalan yang macet panjang di pertigaan. Aku lari dan
terus berlari menyusuri jalan berapsal yang penuh bebatuan.
hallo aku lupa belum memperkenalkan diri. Maaf aku sedang dalam keadaan genting
jadi singkat saja ya. Namaku Wildan Ahmad, aku kelas 11 IPA di SMA Swasta
walaupun aku teledor seperti sekarang ini tapi aku ahlinya dibidang eksak.
Sudah ya perkenalannya aku harus terus berlari mengejar waktu, aku takut
berdiri di tengah lapangan karena telat. Benar saja, macet di pertigaan. Banyak
anak sekolah, yang berangkat bekerja, dan para karyawan pabrik yang pas berada
di depan pertigaan, uh!. Aku terpaksa memutuskan untuk turun dari angkot lalu
lari sekut tenaga menuju tempat dimana angkot bisa berjalan mulus kembali.
Tidak dekat sehingga baju seragam putihku bau keringat. Aku naik angkot kembali
karena jalan sudah pulih. Sedikit lega nafasku. Di dalam angkot aku bersandap
pada jendela kaca sambil menarik nafas dalam-dalam dan terselip dalam hembusan
nafas harapan agar tidak terlambat.
upacara sudah dipenuhi banyak murid tetapi belum ada suara speaker tanda
upacara dimulai. Sykurlah aku tidak dapat hukuman. Saat aku masuk ke dalam
barisan mata teman-temanku melihat aku sinis. Aku langsung menongok kea rah
depan lapangan dan ternyata kepala sekolah sedang memberikan nasihat. Oh myGod
mati upacara sudah mulai tidak terdengar speaker karena mati lampu. Refleks aku
tutup mataku dengan lima jari kananku.
jelas aku akan dihukum, dan benar saja aku berdiri di tengah lapangan beberapa
menit dan tertinggal pelajaran Kimia. Aku lari menuju kelas. Untungnya guru
kimia sedang ke kantor jadi bisa leluasa duduk di bangku. Aku tak memperdulikan
pandangan teman-teman kepadaku. Dalam hati aku bertekad akan mengubah pandangan
teman-temanku dengan nilai latihan kimia hari ini. Tumpukkan buku tugas kimia
sudah berada di atas meja guru, langsung aku simpan buku tugasku pada tumpukkan
paling atas. Tugas kimia tidak langsung dikoreksi oleh guru tetapi dibahasa
bersama-sama. Tidak ada yang berani maju ke depan untuk mengerjakan nomor 4
yang dianggap paling sulit, tentang pH larutan penyangga. Alhasil akulah yang
ditunjuk untuk mengerjakan di papan tulis. Dengan peercaya diri aku mengerjakan
dalam waktu yang singkat. Tanpa banyak berkomentar guru kimia mengangguk dan
memerintahkan aku untuk menjelaskan secara rinci caranya. Saat menjelskan
kepada teman-teman dalam hati berbisik, “gak nyesel semaleman belajar kimia,
mencari jawaban tugas di intenet hingga tdur larut malam. Walau akibatnya
bangun kesiangan dan dihukum berdiri di tengah lapangan.”
telah terdengar. Guru kimia berpamitan dan digantikan oleh guru fisika. Makin
semangat dengan fisika. Guru fisika
terkenal galak, eh bukan galak mungkin lebih tepatnya tegas. Dengan ketegasan
beliau semua murid tidak ada berani yang menolak jika ada ulangan mendadak
seperti hari ini. Sedikit tidak masalah bagiku, karena semalam sebelum
mengerjakan tugas kimia aku mengisi soal pengayaan di LKS fisika. “Sekarang
latihan ulangan. Tidak boleh lihat temannya, tidak boleh open book. Buka soal
pengayaan di LKS bab 5” lantang guru fiska member aba-aba. Owala… pengayaan bab
5? Itukan yang semalam aku kerjakan. Betapa bahagianya aku, rasanya ingin
berteriak dan goyang ubur-ubur, cihuy ini namanya keberuntungan yang langka,
bahkan sangat langka!. Kotretan semalam masih terpampang jelas di sekitar soal
pengayaan. Santai saja, lihat dulu teman-teman sekitar yang memasang muka
kebingungan dalam hati aku tertawa jahat “hahahahaha”. Tinggal menyalin cara
dan jawabannya seketika saja beres. “Yang sudah dikumpulkan dan langsung
istirahat”. Istirahat? Wah bagus sekali, sekarang waktunya aku mengumpulkan
hasil jawaban. Semua mata memandang kepadaku heran dan aku melangkah penuh
kegirangan.
perpus sangat sepi karena waktu istirahat masih sangat lama sekitar 45 menit
lagi. Aku membaringkan tubuhku di ruang khusus baca yang dihamparkan karpet
abu-abu, di sekelilingku banyak buku pelajaran, novel, bahkan majalah di tata
rapi di dalam rak yang tinggi. Aku tertarik untuk mengambil buku bersampul
hijau bergambarkan daun, katak, mikroskop, dan gambar bentuk RNA-DNA. Buku
biologi, aku tertarik pada buku ini. Di antara pelajaranIPA;
kimia,fisika,matematika, dan biologi pelajaran yang paling tidak aku suka
adalah buku yang aku pegang saat ini. Terlalu banyak hal yang harus dibaca dan
dihafal sedangkan aku bukan tipe orang yang mudah menghafal. Dengan
keterpaksaan hati aku ambil buku ini untuk sedikit perhatian padanya. Aku baca,
perlahan lembaran-demi lembaran aku buka. Ternyata hanya gambar-gambar yang aku
lihat, selebihnya aku baca paling banyak lima kata dala tiap lembar.
gambar-gambar di buku rangkuman biologi seketika pikiranku terbang ke dunia
lain. Hatiku ikut senang dengan pikiranku saat ini. Aku merasa bahagia dengan
pelajran eksak. Aku merasa pelajaran eksak memberikan energy positif bahkan aku
rela tidur larut malam untuk kimia dan fisika. Guru matematikaku juga selalu
mempercayakan aku untuk mengajarkan beberapa orang yang kurang dalam pelajaran
matematika. Dari awal kenaikan kelas 10 dan mengharuskan memilih jurusan aku
sudah berkomitmen untuk memilih IPA dan bertanggung jawab atas pilihanku. Rasa
tanggung jawab itu adalah dengan belajar pelajaran Eksak sungguh-sungguh. Tadi
pagi aku dihukum berdiri di tengah lapangan perasaan malu dan bersalah
sebenarnya masih ada dalam lubuk hatiku, tapi entah perasaan itu tersirnakan
oleh perasaan bahagia dengan kimia dan fisika tadi. Seakan aku menemukan
duniaku, impianku, dan hidupku. Menuntuk ilmu Eksak dan menjadi professor. See
you Eksakta!