Pergi

Aku tidak pernah menuntut orang-orang yang pergi dariku untuk kembali.

Ada dua cara penerimaan dari kepergian; ikhlas dan tidak

Apa contohnya kepergian yang ikhlas? Melepaskan dia yang merusak harga diri. Pergi untuk memperbaiki diri; entah sama-sama berusaha atau hanya disatu belah pihak saja.

Apa contohnya kepergian yang tidak diikhlaskan? Ketika kepergian meninggalkan pertanggung jawaban. Tidak bisa menuntut untuk kembali; buktikan saja bahwa ada pesenyesalan karena meninggalkan.

Hikmahnya, pada setiap pergi dan datangnya seseorang itu sudah Allah rencanakan. Baik yang ikhlas atau tidak. Pasti ada pelajaran di balik itu semua. Entah karena Allah menguji kesabaran kita, sejauh mana hamba-Nya tawakkal kepada Allah, atau Allah ingin melihat hamba-Nya bersyukur sebab apa yang Allah gariskan. Berhusnudzhonlah, menguatlah :’)

Share the Post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Bahagia yang Tertahan

Saat kumulai menulis ini, baru memasuki Syawal kelima. Saat rasanya lelah badanku belum hilang setelah aksi Palestina bersama Serikat Pengemudi Daring (Speed) empat hari setelah

Read More »