Bersama STAR, Batasi Akses Iklan Rokok Dekat Sekolah

Halo, teman-teman! Gimana nih, kabarnya? Semoga dalam keadaan optimis, ya sebagai generasi muda Indonesia. Oya, aku mau cerita nih keseruan kegiatan STAR di berbagai sekolah yang sudah aku kunjungi.

Sebelumnya, aku mau ngenalin dulu, apa sih program STAR ini? Kalau dari singkatannya, Sekolah Tanpa Advertising Rokok. Tujuannya sudah jelas ya dari nama programnya, yaitu meralisasikan sekolah tanpa iklan dan promosi rokok sepanjang radius 500 meter di area sekolah. Selain itu, kita juga mengajak teman-teman khususnya Sekolah Menengah Pertama untuk ikut kampanye #KerenTanpaRokok.

Program ini juga sebagai bentuk dukungan kepada program pemerintah untuk mengurangi jumlah perokok anak, lho!

Memangnyaa bagaimana, sih kondisi perokok anak di Indonesia?

Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), jumlah perokok usia 10-18 tahun meningkat dari 7,2% pada tahun 2013 menjadi 9,1% di tahun 2018. Peningkatan ini melibihi target pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019 yang seharusnya turun menjadi 5,4% di tahun 2019.

Nah, salah satu faktor yang membuat jumlah perokok anak meningkat di Indonesia adalah masifnya iklan rokok, bahkan di dekat sekolah. Coba deh kalau kita perhatikan, tidak jauh dari sekolah ada warung yang menjual rokok dan terpampang iklan rokoknya. Ah, mungkin itu sudah jadi pemandangan biasa saja, ya?

Semoga setelah baca artikel ini, perspektif teman-teman jadi berubah, ya. Karena faktor iklan juga sangat kuat mempengaruhi anak-anak untuk penasaran sama rokok, terus mau coba deh! Sudah ada survei Tiny Target, yang dilakukan oleh Komnas Pengendalian Tembakau, Yayasan Lentera Anak, Yayasan KAKAK, dan sejumlah organisasi pengendalian tembakau lainnya yang memperlihatkan bahwa industri rokok menjadikan anak-anak sebagai target pemasaran.

Padahal, secara nasional sudah ada regulasi dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2015 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di sekolah yang menatur pelarangan iklan di area sekolah.

Oleh karena masalah di atas, tim STAR dari Yayasan Jantung Indonesia yang didukung oleh World Heart Federation mendatangi sejumlah sekolah di beberapa kota seperti Bogor, Depok, Solo, Medan, Palembang, Kulon Progo untuk diberikan pemahaman kepada siswa bagaimana industri rokok berbohong melalui iklan-iklannya.

Sebagai tindak lanjutnya, kami mengajak siswa untuk melakukan penurunan iklan rokok di dekat sekolah serta kampanye media sosial #KerenTanpaRokok.

Semoga dengan adanya program ini dapat membantu anak Indonesia memiliki lingkungan belajar yang sehat, tanpa paparan iklan produk rokok yang mematikan. Karena anak Indonesia punya hak untuk hidup sehat tanpa zat adiktif!

Share the Post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Bahagia yang Tertahan

Saat kumulai menulis ini, baru memasuki Syawal kelima. Saat rasanya lelah badanku belum hilang setelah aksi Palestina bersama Serikat Pengemudi Daring (Speed) empat hari setelah

Read More »