The Tobacco Wives adalah novel luar negeri pertama yang selesai aku baca di Kindle. Tantangannya karena berbahasa Inggris, jadi agak perlu dipaksakan ya haha. Belum ada versi bahasanya, karena baru terbit di sejumlah ngara; Australia, Canada, India, New Zealand, United Kingdom, dan United States.
Sebelum aku bahas sedikit isi novelnya, aku mau ceritain dulu siapa sih penulis novel ini. The Tobacco Wives adalah novel pertama dari Adele Myers, yang diterbitkan pada 2021. Kelulusan Jurnalistik dari Universitas of North Carolina at Chapel Hill ini tinggal di Brooklyn, New York bersama suami dan anak laki-lakinya. Novel yang bercerita tentang kehidupan sekelompok penduduk di wilayah penghasil tembakau ditulis dengan kuat oleh Adele Myers karena dia tumbuh dengan seorang nenek yang merupakan penata rambut seorang istri kaya dari pemilik tembakau terkuat di Winston-Salem, North Carolina. Adele Myers menata karirnya sebagai public relation and advertising, sehingga dengan jelas, ia mengangkat cerita mengenai stragtegi iklan peroduk tembakau.
Oke, sekarang yuk kita mulai cerita ya!
Tokoh utama dari novel ini namanya Maddie, seorang gadis yang masih duduk di Sekolah Menengah Atas yang baru saja ditinggal ayahnya yang meengalami kecelakaan pesawat. Ibunya yang berbulan-bulan bersedih atas kepergian suaminya, mengajak Maddie keluar dari rumah dan tinggal sementra di rumah bibinya, yang dipanggil Aunt Etta. Aunt Etta yang baik hati menerima Meddie dan ibunya tinggal beberapa lama di rumahnya adalah satu dari sekian banyak perempuan yang penghasilannya dari tembakau.
Ibu Meddie pergi ke suatu tempat untuk mengasingkan diri menghibur kesedihannya dari kepergian sang suami, membiarkan Meddie tinggal bersama bibinya. Cerita Meddie dengan perempuan pekerja tembakau dimulai. Aunt Etta bekerja sebagai penjahit profesional terkhusus bagi ‘kerjaan tembakau’ di wilayahnya yang bernama Bright Leaf. Meddie sering diajak bibinya untuk bekerja sampai bisa bertemu secara langsung dengan Mrs. Winston, istri pemilik tembakau terbesar.
Aunt Etta menjahit beberapa gaun yang warnanya disesuaikan dengan produk baru dari Bright Leaf yang sengaja disasar kepada para perempuan. Bright Leaf mengeluarkan rokok berwarna ungu dan hijau lalu diproduksilah gaun dengan warna yang sama untuk digunakan pada acara gala sebagai acara launching produk terbaru. Model dengan menggunakan gaun sambil menghisap rokok juga terpampang di cover majalah Vogue. Bright Leaf gencar memberikan statement kepada masyarakat bahwa ‘every woman deserv a moment to herself’. Akibat dari iklan yang masif di majalah dan toko-toko oleh perempuan sebagai modelnya, menjadi hal yang normal jika seorang istri, ibu-ibu, bahkan yang sedang hamil mengkonsumsi rokok. Di tahun 1940 belum ada informasi bahaya merokok khususnya bagi ibu hamil dan anak-anak, bahkan dokterpun masih banyak yang tidak melarang mengkonsumsi rokok dan dijadikan sebagai obat.
Bagi Meddie, pemandangan perempuan merokok menjadi hal yang biasa, sampai pada suatu saat Meddie merasa ada hal yang janggal dari produk tembakau ketika melihat seorang anak yang mencuri rokok dari kantong orang tuanya. Kegelisahan Meddie tersebut juga berawal dari surat yang ia baca dari dr. Hale yang ia ambil dari kantor Mr. Winston. Dr. Hale telah melakukan penelitian tentang bahaya merokok terutama bagi perempuan yang sedang hamil akan mengakibatkan kematian bayi atau kelahiran yang berat bayinya turun alias tidak normal, selain itu juga akan mengakibatkan kematian bayi saat masih di dalam buaian dalam enam bulan pertama kehidupan dan peningkatan risiko malfirmasi cengensial termasuk celah bibir dan langit-langit.
Surat yang dikirim oleh dr. Hale ternyta menjadi surat rahasia yang disimpan rapi oleh Mr. Winston. Meddie dan kedua temannya mulai mencari tahu dan bersaha mengungkap fakta tersebut. Mrs. Winston sudah mengetahui hasil penelitian dr. Hale, namun ia pun menyembunyikannya sampai pada suatu ketika Meddie ingin Mrs. Winston mengungkapkan bahaya dari produk tembakau di pesta perayaan Bright Leaf, namun ia tidak memiliki keberanian. Produk tembakau semakin gerilya dalam beriklan dan lanjut menargetkan perempuan, laki-laki, dan anak muda melalui iklan di televisi, radio, dan majalah, koran, dan billboard yang tiada henti.
Meddie menyadari bahwa adiksi nokotin dari produk tembakau tidak bisa dikendalikan melalui informasi bahaya merokok saja, namun perlu adanya pembersihan iklan-iklan produk tersebut di segala media. Hal itu ia sadari setelah ia menjadi aktivis pencegahan penyakit kanker yang banyak diakibatkan oleh konsumsi rokok.
Singkat cerita dari novel The Tobacco Wives, ya teman-teman. Sebagai aktivis pengendalian tembaku aku merasa novel ini sangakt mewakili keresahan yang dialami oleh teman-teman jaringan pengenalian tembakau di Indonesia. Industri rokok selama ini berbohong, mereka sengaja menjual nikotin demi bisnisnya berjalan awet karena adanya kandungan adiktif.
Penelitian mengenai dampak rokok bagi ibu dan anak juga sudah dilakukan oleh Pusat Jaminan