GUNDAH

Selamat datang wahai diri

Inilah tempat dan waktumu

Semoga kau selamat sampai akhir

saat kau benar-benar kembali

 

Bau busuk bangkai menyengat

Tanah kering dan tandus

Hanya bayang-bayang fatamorgana

Sedang matahari seperti sejengkal di
atas kepala

Terseok diri mencari teduh, nihil!

Semua musnah tanpa tersisa

 

Haus..

Lapar..

Haruskah aku memakan bangkai
berserakan?

Aku ingin kembali Tuan..

Atau cabut saja nyawaku dan
kembalikan aku pada keharibaan

 

Sebelum  mengerti banyak hal,

pelajarilah tentang semua di sini

Saat hingar bingar dunia menyilaukan
hati

Tak ubahnya manusia merampas dengan
serakah harta dan tahta

Sombong!

Kau kerdilkan manusia rendah,
miskin, dan papah

Saat amanah menjadi sunda gurau

Meremehkan pertanggung jawaban

Bertopeng kebaikan,

namun compang-camping nalurinya

 

Terus saja kau mendusta

anggap Dia tak pernah ada

dan kau terus merasa yang paling
bisa

kepunyaan semu, harta dan tahta

 

Bicaralah seorang kakek tua beruban:

Saat yang haram jadi halal

Yang bathil dianggap haq

Orang salah dibela

Pembohong dipercaya, sedang
kejujuran ditelan nista

hukum Allah diremehkan

Musnah sudah dunia ini

kelam…

Senyap..

Hancur..

 

Ada
jejak yang terlupakan

Risalah
yang tak pernah habis oleh zaman

Yang
Allah utus bagi hambanya yang kebingungan

Membedakan
anatara yang munkar dan kebenaran

Ketika
manusia sudah lama ditinggalkan

Sejatinya
abadi di dalam Al-Qur’an

Ada
banyak jawaban tentang kerisauan dan kesedihan

Saat
dunia hancur berantakan

Maka
kembalilah pada contoh yang dianjurkan

Nabi
Muhammad menjadi teladan

 

 
Share the Post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Bahagia yang Tertahan

Saat kumulai menulis ini, baru memasuki Syawal kelima. Saat rasanya lelah badanku belum hilang setelah aksi Palestina bersama Serikat Pengemudi Daring (Speed) empat hari setelah

Read More »