Merindu Hingga Batas Usiaku

Aku sedang jenuh, wahai Empu.
Sungguh ini yang membuat aku semakin rindu untuk bertemu.
Namun apa yang menjadi bekalku saja aku tah tau.
Bisakah aku pulang tanpa hisab malaikatmu?
Bodoh sekali aku ini, Allah-ku.

Pahit duniaku dengan segala nafsu buruk
Entah apa yang harus aku korbankan,
aku tak punya apapun untuk aku gadaikan di jalan-Mu.
Aku terseok semakin jauh dari kasih-Mu.
Maafkan aku yang jika sendiri aku menjadi buas.
Maafkan aku yang berusaha menjadi sempurna di mata hamba hamba-Mu.

Aku muak dengan hidupku
Hati, pikiran, semakin mengadu sedang kenyataan terus berlalu.
Aku diterpa penyesalan terus menerus.
Habis sudah waktu untuk berlomba dalam semu.

Allah
Jangan jauhkan aku dari-Mu
Ajari aku untuk pasrahkan hidup hanya untuk-Mu
Karena aku rindu adanya getaran hati dengan ayat syahdu-Mu
Aku ingin selalu ada dalam kasih-Mu
Sungguh, jangan tinggalkan aku,
walau begitu hinanya aku,
walau busuknya amalku.

Share the Post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Bahagia yang Tertahan

Saat kumulai menulis ini, baru memasuki Syawal kelima. Saat rasanya lelah badanku belum hilang setelah aksi Palestina bersama Serikat Pengemudi Daring (Speed) empat hari setelah

Read More »