Lantas, yang dikatakan “Mencintai karena Allah” itu seperti apa? Kapan kita akan memiliki itu?
Apakah akan semudah itu percaya ketika seseorang datang dan mengatakan, “Ana uhibbuki Fillah” ?
Cinta
Bukan cinta ketika alasannya bukan karena-Nya. Allah adalah pemilik cinta terbesar di jagat raya ini. Alam semesta beserta isinya, kita dan orang-orang yang ada di sekeliling yang meramaikan kehidupan, adalah bukti cinta Allah kepada makhluk-Nya; tanpa terkecuali.
Lalu cinta bagi hamba itu seperti apa?
Yaitu, yang memberikan ruh nan suci ke dalam hati-hati setiap insan sehingga menggerakkan diri mereka melakukan kemaslahatan; utuk dirinya, keluarganya, bahkan orang-orang yang berada di sekitarnya. Tidak ada kefasikan (kerusakan) yang terjadi. Menentramkan, dan lebihnya adalah meningkatkan ketaatan.
Ketika rasa itu datang, bersegeralah libatkan Allah. Jadikan Allah pengatur hatimu, “yaa muqallibal quluub tsabit qalbii ‘alaa diinik wa thaa ‘atik.”
Karena “Uhibbuki Fillah” adalah ketika rasa yang biasa saja (bukan tersebab terbiasa) lantas dengan keberanian, dengan cara yang Haq, dan terikat dengan janji yang suci, ketika itulah “Fillah” datang menghiasi hati-hati yang mencinta.
Sungguh indah cinta yang dikarenakan Allah 💙